Lebih dari 700 hewan mamalia dan burung terancam punah karena perubahan iklim. Dari sekian mamalia tersebut, hewan seperti primata dan hewan...
Lebih dari 700 hewan mamalia dan burung terancam punah karena perubahan iklim. Dari sekian mamalia tersebut, hewan seperti primata dan hewan berkantung dipercaya sebagai hewan yang paling menderita karena pemanasan global.
PortalHijau - Dilansir Businessinsider, Rabu (15/2/2017), laporan ini diungkap melalui jurnal Nature Climate Change.
Dengan perubahan iklim, hanya dua kelompok hewan yang diuntungkan, yakni tikus dan mamalia pemakan serangga.
Sebab, mereka memiliki tingkat perkembangbiakan yang cepat, tidak terlalu bergantung pada habitat tertentu dan sering hidup di area bercelah atau lubang.
Sehingga, mereka lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Laporan menunjukkan angka-angka yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Sebanyak 47 persen mamalia darat dan 23 persen untuk kelompok burung di International Union for Conservation of Nature's Red List terancam punah. Selain itu, burung yang tinggal di daerah pegunungan yang dingin juga berisiko.
Menurut laporan, populasi dari spesies yang hidup di dataran tinggi memiliki sedikit kesempatan untuk bergerak ke area yang lebih dingin untuk menghindari suhu yang meningkat.
PortalHijau - Dilansir Businessinsider, Rabu (15/2/2017), laporan ini diungkap melalui jurnal Nature Climate Change.
Dengan perubahan iklim, hanya dua kelompok hewan yang diuntungkan, yakni tikus dan mamalia pemakan serangga.
Sebab, mereka memiliki tingkat perkembangbiakan yang cepat, tidak terlalu bergantung pada habitat tertentu dan sering hidup di area bercelah atau lubang.
Sehingga, mereka lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Laporan menunjukkan angka-angka yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Sebanyak 47 persen mamalia darat dan 23 persen untuk kelompok burung di International Union for Conservation of Nature's Red List terancam punah. Selain itu, burung yang tinggal di daerah pegunungan yang dingin juga berisiko.
Menurut laporan, populasi dari spesies yang hidup di dataran tinggi memiliki sedikit kesempatan untuk bergerak ke area yang lebih dingin untuk menghindari suhu yang meningkat.