Ada punya planning terbang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)? PortalHijau - Tujuan utama pasti menyeberang ke Pulau Komodo, P...
Ada punya planning terbang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)?
PortalHijau - Tujuan utama pasti menyeberang ke Pulau Komodo, Pulau Rinca, Long Buaya,
dan Loh Liang habitat asli binatang purba yang hanya hidup situ. Tapi
sejatinya, ada banyak atraksi lain yang tidak kalah serunya, seperti Wae
Rebo, tempat rumah tradisional yang berada di atas bukit. Hanya saja,
untuk anak-anak kecil, belum direkomendasi ke sana, karena harus
menempuh perjalanan darat yang lumayan jauh, dan berjalan kaki. Inilah Tempat Paling Favorit di Labuan Bajo Yang Menarik Bagi Wisatawan Lokal dan Mancanegara.
Loh Liang, Pulau Komodo & Loh Buaya, Pulau Rinca.
Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo.
Wisatawan dalam mengamati satwa komodo langsung di habitatnya bersama
fauna lain seperti rusa, babi hutan, burung gosong, dan lainnya dalam
hutan kanopi endemik Komodo. Adapun selain itu bisa juga dilakukan
pengamatan burung, pendakian (Loh Liang - Gunung Ara), penjelajahan (Loh
Liang - Loh Sebita). Dari Labuan Bajo menuju lokasi Loh Liang,
wisatawan dapat menggunakan kapal atau speedboat dari Labuan Bajo.
Wisatawan juga dapat mengunjungi lokasi ini dari Sape dengan menggunakan
kapal atau dari Lombok dan Bali dengan menggunakan kapal wisata.
Loh Buaya merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Rinca.
Wisatawan dapat menyaksikan hutan bakau, padang savana serta satwa liar
misalnya komodo, rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda liar
serta berbagai jenis burung. Sama seperti Loh Liang, aktivitas yang
ditawarkan antara lain pengamatan satwa liar, penjelajahan (Loh Buaya -
Wae Waso, Loh Buaya - Golo Kode), pengamatan kalong di Pulau Kalong
(depan Kampung Rinca) dan pengamatan batu balok di kampung Rinca. Dari
puncak bukit yang dikenal dengan Golo Kode, pengunjung dapat menyaksikan
panorama dan bentang alam yang cukup fantastik karena keterwakilan
berbagai tipe ekosistem dapat disaksikan dari tempat ini.
Pulau Padar
Padar adalah Pulau ketiga terbesar di area Taman Nasional Komodo yang
terletak diantara pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau Padar memiliki
pantai yang sangat indah dan merupakan salah satu jalur migrasi Pari
Manta di kawasan. Dengan bentuk kontur yang eksotik, trekking di Pulau
Padar cukup menantang. Di puncak, turis akan dimanjakan dengan
pemandangan fenomenal panorama tiga pantai dengan warna berbeda, yaitu
Pink, Putih, dan Hitam. Sebagai catatan, pada musim tenggara agak sulit
untuk mengunjungi pulau itu.
Gili Laba
Salah satu view spot & trekking terkenal lainnya adalah Gili Laba,
yang merupakan selat pertemuan dua pulau : Gili Laba Darat dan Gili Laba
Laut. Tidak hanya menjadi titik penyelaman favorit, karena arus yang
kencang, Gili Laba menawarkan pemandangan panorama yang indah baik saat
sunrise maupun sunset
Pantai Pink, Pulau Komodo
Daya tarik utama pantai ini adalah hamparan pantai berpasir berwarna
pink. Warna pink disebabkan oleh fragmen-fragmen karang merah yang
bercampur dengan pasir putih. Pantai ini memiliki perairan dangkal yang
indah dengan terumbu karang dan biota karang yang menawan. Aktivitas
yang biasa dilakukan oleh turis yang berkunjung adalah snorkeling,
diving dan mandi matahari. Pantai ini dapat diakses memalui jalan
setapak dari Loh Liang atau akses langsung dengan boat/kapal.
Taka Makassar, Manta Point
Taman Nasional Komodo sangat beruntung karena menjadi jalur migrasi
berbagai biota laut, salah satunya Pari Manta. Terletak di perairan
dekat Pulau Komodo, wisatawan menyelam atau snorkeling untuk melihat
kumpulan ikan pari manta bermain-main di arus yang cukup kencang. Namun,
pari manta hanya dapat dijumpai pada kondisi dan cuaca yang baik.
Selain itu Taka Makassar juga memiliki area softcoral yang indah dan
tidak jarang terlihat penyu disana.
Pantai Pede terletak di Desa Gorontalo, berjarak lebih kurang 1 km dari
Labuan Bajo dengan akses jalan beraspal yang kondisinya baik sehingga
sangat musah dicapai dari Labuan Bajo. Pantai ini membentang di antara
dua bukit yaitu Bukit Pramuka dan Bukit Gorontalo. Dengan pasir putih
yang panjang dan pemandangan pulau-pulau kecil di depannya (Pulau Batu,
Pulau Bajo, Pulau Seture), Pantai Pede menawarkan salah satu view sunset
terbaik di Labuan Bajo.
Goa Batu Cermin terletak di Desa Batu Cermin, lebih kurang 3 km dari
Kota Labuan Bajo. Sinar matahari masuk ke dalam gua melalui lubang dan
kemudian memantul di dinding batu yang seolah-olah merefleksikan cahaya
kecil ke area lain di dalam gua sepert sebuah cermin. Di dalam gua
sepanjang sekitar 200 meter yang memiliki banyak lorong itu, dipenuhi
dengan aneka rupa stalagtit dan stalagmit yang masih terpelihara dengan
baik dan terbentuk sangat indah di dinding-dinding gua. Selain itu juga
ditemukan fosil hewan laut menempel di sejumlah bagian gua seperti fosil
terumbu karang, ikan dan penyu. Gua ini diteliti lebih lanjut oleh
Theodore Verhoven, seorang pastor Belanda yang juga seorang arkeolog,
pada tahun 1951. Menurut Verhoven, gua ini selama ribuan tahun yang lalu
berada di dasar laut.
Cunca Wulang & Cunca Rami
Masih dari aktivitas outdoor lainnya, Cunca Wulang dan Cunca Rami
terletak sekitar 2 jam dari kota Labuan Bajo. Kedua destinasi ini
menawarkan pengalaman trekking menyusuri hutan dan tebing menuju air
terjun. Ketinggian Cunca Rami sekitar 30 M dan Cunca wulang sekitar 15
M, dimana diperbolehkan untuk berenang apabila kondisi alam
memungkinkan.
Danau Sano
Nggoang
atau Danau Sanonggoang merupakan Danau vulkanik terbesar di bagian timur
Indonesia. Luas 513 ha dan kedalaman diperkirakan 500 meter. Puncak Golo
Dewa adalah tempat terbaik untuk melihat pemandagan Danau Sano Nggoang
dan sekitar nya. Daerah ini bisa dicapai 45 menit sampai 1 jam dari
kampung Nunang. Selain itu, hutan di sebelah timur danau merupakan
tempat hidup 90-an jenis burung dan 4 diantaranya adalah endemik flores.
Di daerah ini juga sdh terdapat guest house dan juga homestay.
Puncak Gunung Mbeliling merupakan salah satu puncak tertinggi di Labuan
Bajo dengan ketinggian 1.250 meter dari permukaan laut. Area puncak
merupakan area terbaik untuk melakukan aktivitas camping.
Sedangkan
tutupan hutan sepanjang jalur trekking masih baik dan merupakan tempat
hidup bagi berbagai jenis burung dimana 2 diantaranya adalah endemik
Flores (Gagak Flores dan Serindit). Selain itu, terdapat beberapa
tanaman herbal yg biasa digunakan oleh Masyarakat dan juga terdapat
titik pemujaan mengharapkan datangnya hujan pada masa dulu. (*/dnl)