PortalHijau - Tragedi di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Minggu (15/5) petang, mengindikasikan ...
PortalHijau - Tragedi di lokasi wisata Air Terjun Dua
Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Minggu (15/5) petang,
mengindikasikan kondisi hutan di wilayah Sumut yang sudah parah.
Karakter banjir bandang yang menerjang
secara tiba- tiba dan menghanyutkan 20 mahasiswa asal Medan, menandakan
adanya illegal logging besar-besaran di bagian hulu aliran air terjun
itu.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo
Purwo Nugroho, setelah mendengar cerita dari salah seorang mahasiswa
yang selamat.
“Ada mahasiswa yang selamat cerita, semula
hanya gerimis, lantas hujan lebat, dan tiba-tiba banjir bandang, yang
datang begitu cepat,” ujar Sutopo kepada JPNN kemarin (17/5).
Sutopo menjelaskan, karakteristik
hidrologi seperti itu, dimana banjir bandang datang secara cepat,
menandakan rusaknya tutupan hutan di bagian hulu sungai.
“Aliran air di permukaan tidak bisa
meresap, tapi langsung menggelontor jadi lintasan air yang besar.
Biasanya diwarnai longsoran di bagian hulu. Ini juga terlihat dari
banyaknya batu-batu yang ikut dibawa banjir bandang itu,” terang Sutopo.
Karena karakteristik banjir bandang yang
begitu ngeri, korban yang ditemukan ada yang hanyut, ada yang terjepit
material berupa batu-batu besar. “Ada yang tertimbun material,” imbuhnya
lagi.
Karakteristik banjir bandang di Sibolangit
ini, lanjutnya, sama persis dengan yang terjadi di Sinabung beberapa
waktu lalu, yang memakan korban tewas dua orang. “Kondisi lingkungannya
sudah sangat rusak, illegal logging tampaknya sudah lama terjadi di
sana,” duga pria bergelar doktor itu.
Sutopo mengingatkan warga masyarakat agar
di bulan-bulan ini selalu meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas
di dekat aliran sungai. Dikatakan, Mei ini merupakan musim peralihan,
namun cenderung “basah”, ditandai masih seringnya hujan deras.
“Hujan deras melimpah masih berpotensi
muncul di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa. Yang bisa
mendaki, arum jeram, dan warga yang beraktivitas di sekitar sungai,
kalau sudah mendung, lebih baik segera menyingkir, jauhi sungai,”
pesannya.
Dia juga menyampaikan, hingga kemarin pagi
sudah 16 jenazah korban banjir bandang di Sibolangit berhasil
dievakuasi. “Satu jenazah masih proses evakuasi, itu laporan yang saya
terima tadi pagi,” kata Sutopo.
Dikatakan, ada 500 orang anggota Tim SAR
yang dikerahkan, gabungan dari unsur TNI, Polri, Basarnas, BPBD, Tagana,
Mahasiswa, relawan, dan beberapa unsur lain. (sam/jpnn)