Permasalahan lingkungan perkotaan di kota-kota besar yang dominan saat ini adalah populasi dan building density kota (kepadatan) yang t...
Permasalahan
lingkungan perkotaan di kota-kota besar yang dominan saat ini adalah
populasi dan building density kota (kepadatan) yang terus meningkat,
masalah persampahan, masalah sanitasi kota, dan water quality (kualitas
air). Permasalahan kepadatan kota semakin kompleks dengan perkembangan
jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk merupakan ancaman
dan pressure terbesar bagi masalah lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan
setiap penduduk memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar
untuk bertahan hidup.
Seluruh permasalahan yang terjadi berimbas pada semakin minimnya
lahan-lahan serapan, pertanian dan ketersediaan air tanah atau air
bersih yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, bahkan kualitas udara
pun terus menurun, dan menyebankan kota menjadi semakin tidak layak huni
terutama dilihat dari sisi kesehatannya. Padahal keberlangsungan sebuah
kota saat ini tidak lagi dapat dilihat program pembangunan fisik kota
semata, tapi akan tercermin dari tingkat kesehatan dari penduduk kota
tersebut. Disinilah peranan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
menjadi semakin darurat.
Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan yang dapat berupa lahan
pertanian, taman kota, hutan kota, danau atau waduk, dll, yang memiliki
fungsi ekolgis, sosial-budaya dan ekomomis akan mampu mengurangi
sebagian permasalahan yang ada di kota-kota besar. Untuk itulah konsep
kota hijau sudah jamak dicanangkan dan dikampanyekan di negara-negara
besar di dunia sebagai solusi membentuk kota yang sehat dan layak untuk
di huni oleh penduduknya. Kota yang hijau ialah kota yang dimana masalah
lingkungan hidup, sosial-budaya, dan ekonomi dapat di tangani dengan
seimbang, sehingga pertumbuhan kota besar dapat terkendali dan tertata
dengan baik. Sebuah kota dapat dikatakan sebagai kota yang hijau jika
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan
2. Ruang terbuka hijau yang ideal
3. Konsumsi energi yang efisien
4. Penegelolaan air
5. Pengelolaan limbah
6. Memiliki bangunan hemat energi
7. Sistem transportasi berkelanjutan
8. Pelibatan aktif masyarakat sebagai “komunitas hijau”.
2. Ruang terbuka hijau yang ideal
3. Konsumsi energi yang efisien
4. Penegelolaan air
5. Pengelolaan limbah
6. Memiliki bangunan hemat energi
7. Sistem transportasi berkelanjutan
8. Pelibatan aktif masyarakat sebagai “komunitas hijau”.
Meminjam ungkapan salah satu walikota di Indonesia, menyelesaikan
permasalahan kecil untuk menyelesaikan permasalahan yang besar, perlahan
tapi pasti kota-kota besar di dunia sudah mulai memberi perhatian
terhadap kriteria-kriteria kota hijau, karena setiap kriteria tersebut
memiliki kaitan erat dengan permaslahan yang ada di kota-kota besar.
Namun, bagaimana pun usaha pemerintah tak dapat berjalan dengan baik
tanpa adanya partisipasi masyarakat, karena pembentukan kota hijau harus
didukung oleh seluruh stake holders. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya peran RTH dan penerapan gaya hidup ramah lingkungan demi
keberlangsungan sebuah kota perlu terus di tingkatkan melalui
sosialisasi oleh pemeritah dan komunitas. Masyarakat dan pemerintah
harus dapat berjalan beriringan dan memiliki visi yang sama dalam
pelestarian lingkungan.
Masa depan bumi, lingkungan tempat tinggal kita ada pada kita, RTH
dapat dimulai dari lingkungan rumah kita sendiri. Sedikit aksi kita yang
dimulai dari saat ini berarti banyak bagi masa depan.
Salam hijau kepada para penyelamat bumi. Oleh: Agung Adiputeta