PortalHijau.com | Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyatakan 14 orangutan yang dipulangkan dari Thai...
PortalHijau.com | Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
menyatakan 14 orangutan yang dipulangkan dari Thailand, belum layak
untuk dilepasliarkan ke habitat aslinya.
"Sebagian orangutan yang dipulangkan dari Thailand kondisinya belum
layak untuk dilepasliarkan," kata Direktur TSI Cisarua, Tony Sumampauw,
di sela-sela workshop global species management planning (GSMP) di Royal
Safari Garden, Senin.
14 orangutan yang dipulangkan dari Thailand dikirim pemerintah ke
TSI Cisarua pada awal November 2015 lalu, untuk menjalani observasi dan
rehabilitasi selama satu bulan.
Namun, hampir tiga bulan berlalu, kondisi 14 orangutan tersebut
masih dalam masa karantina di TSI Cisarua. Belum diputuskan akan berapa
lama mereka dititipkan, hingga bisa dilepasliarkan.
"Dari ke 14 satwa tersebut, sebagian kondisinya berpenyakit, ada
yang terkena hepatitis, dan TBC. Ada juga yang berperilaku ganas suka
mengamung, dan tidak normal, kalau melihat orang terus menyerang dan
keinginan seksnya naik, minta dipegang organ intimnya," kata Sumampauw,
yang juga sekretaris jenderal Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia
(PKBSI).
Menurutnya, perilaku tidak normal tersebut kemungkinan didapat
selama mereka menjalani kehidupan di Thailand. Selain mempengaruhi
prilaku liarnya, juga mempengaruhi kesehatan ke 14 primata tersebut.
Ia mengatakan, Orangutan tersebut belum bisa dilepasliarkan karena
prilakunnya yang tidak normal, dikhawatirkan akan dibunuh oleh manusia
karena sifatnya yang tidak normal akan merusak habitatnya.
"Sampai saat ini mereka masih dalam karantina," katanya.
Dia menambahkan, harus ada satu keputusan pemerintah terhadap nasib
14 orangutan yang dipulangkan dari Thailand tersebut. Karena saat ini
kondisinya tidak bisa dilepasliarkan. Sementara di TSI Cisarua sendiri,
jumlah populasi urangutan juga cukup banyak.
"Harus ada keputusan dari pemerintah akan dikemanakan, karena kalau
dilepasliarkan tidak mungkin, mereka (orangutan) sudah punya jiwa yang
tidak lagi normal layaknya orangutan pada umumnya," katanya.
14
orangutan yang diselundupkan ke Thailand, diselamatkan tujuh tahun lalu
oleh polisi dan dikirim ke pusat pengembangan di Racthaburi, 80
kilometer sebelah barat Bangkok.
12 orangutan asal Kalimantan diselundupkan ke Thailand ketika masih
bayi, dua dari orangutan tersebut lahir di tempat penangkaran
Racthaburi.
Direktur Konservasi Sumber Daya Alam, Direktorat Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Konservasi (KSDAE), Bambang Adjie, mengatakan,
akan berkoordinasi dengan tim ahli untuk menindaklanjuti kondisi 14
orangutan tersebut.
"Pemerintah konsekuen mengembalikan 14 orangutan ini ke alam liar,
tetapi itu perlu waktu mereka harus menjalankan masa karantina,
observasi dan rehabilitas. Langkah tersebut telah dilakukan. Jika
kondisinya demikian, kita akan berkoordinasi dengan tim ahli, apakah
masih layak atau tidak untuk dikembalikan ke alam," katanya.
Terkait perilaku orangutan yang tidak normal tersebut, lanjutnya,
perlu dilakukan pengamatan terlebih dahulu dan evaluasi dengan para tim
yakni terdiri dari ahli seperti LIPI, perguruan tinggi, PKSBI, dokter
hewan dan Forum Orangutan. Ade Marboen