Portalhijau.com | Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengatakan, konteks perubahan iklim perlu dibahasakan ke d...
Portalhijau.com | Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya,
mengatakan, konteks perubahan iklim perlu dibahasakan ke dalam berbagai
bahasa agar semua pihak bersama-sama bersinergi, memahami dan mengurangi
dampak perubahan iklim.
Menurut Siti, konten atau isi hasil kesepakatan konferensi perubahan
iklim dunia (COP 21) di Paris Desember 2015 lalu harus dibahasakan
konteksnya ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa masyarakat, artis,
ilmuwan, pemerintah dan dunia usaha.
Untuk menyatukan visi bersama tersebut, Kementerian LHK menggelar
Festival Iklim bertajuk "Cegah Kenaikan Dua Derajat Untuk Kesejahteraan
Rakyat dan Generasi Mendatang" di Jakarta Convention Center (JCC) 1-4
Februari 2016.
"Hari ini digelar festival iklim untuk satukan visi bersama antara
masyarakat, dunia usaha, media civil society organization dan semua
unsur untuk melakukan agenda perubahan iklim," ujar Siti dalam acara
pembukaan Festival Iklim, di Jakarta, Senin (1/2).
Siti menjelaskan, ada dua hal penting dari kegiatan ini, yakni sesuai
amanat UUD 1945 harus menyediakan lingkungan yang baik untuk warga
negara hingga warga negara generasi yang akan datang. Di sisi lain, kata
Siti, Indonesia harus melakukan agenda perubahan iklim sesuai
kebutuhan.
"Paling penting dari kegiatan kita adalah integrasi atmosfer. Bahwa
semua yang kita lakukan akan berimplikasi kepada hal-hal atau pun
bahan-bahan perusak atmosfer menjadi catatan dan pertanggungjawaban
kita," tuturnya.
Hadir dalam acara pembukaan tersebut, Menteri Koordinator (Menko)
Perekonomian Darmin Nasution, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia
Robert Blake, dan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik. Ari Supriyanti Rikin/FER