Kebakaran hutan di Indonesia, yang tahun ini menyebabkan asap parah dan disebut sebagai "kejahatan kemanusiaan" oleh para pejab...
Kebakaran hutan di Indonesia, yang tahun ini menyebabkan asap parah dan
disebut sebagai "kejahatan kemanusiaan" oleh para pejabat iklim,
dapat kembali paling awal bulan Februari, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya Bakar hari Jumat (13/11), namun tidak dalam skala
besar.
"Pada minggu ketiga Februari, titik-titik api akan muncul kembali,
jadi memang tidak akan ada jeda," ujar Siti kepada kantor berita Reuters
di sela-sela konferensi tentang asap.
"Kami akan memasang sistem peringatan dini yang lebih baik dan
meningkatkan kontak kita dengan para pemegang konsesi swasta. Sebelumnya, hal
itu tidak terlalu berhasil."
Siti juga mengatakan pemerintah akan meningkatkan jumlah petugas pemadam
kebakaran dan peralatan di lapangan, tapi ia tidak menjelaskan lebih
rinci.
Para ahli telah mempertanyakan kemauan dan kapasitas pemerintah untuk
mengatasi masalah ini setelah berpuluh tahun tidak ada tindakan. Pemerintah
telah meminta bantuan negara lain dan mengirim puluhan ribu personel untuk
memadamkan api, tapi hal itu tidak berarti banyak.
Api diperburuk tahun ini karena dampak fenomena cuaca El Nino,
memperpanjang musim kemarau di Indonesia, membuat lapisan tanah bagian atas
kering dan memicu api.
Siti mengatakan El Nino akan berkurang di bagian utara Indonesia dalam
beberapa bulan mendatang dan menurunkan kebakaran di tanah gambut, yang
memproduksi lebih banyak asap dibandingkan hutan biasa.
Ia mengatakan Indonesia kemungkinan tidak memerlukan bantuan negara lain
saat ini.
"Kita telah berupaya untuk mengatasi situasi. Dari pengalaman kita
sebelumnya, kta dapat mengelola titik-titik api dari Februari sampai April, dan
bahkan sampai Juni," Ujar Siti.
Dalam konferensi tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sepertinya
pemerintah perlu waktu lima tahun untuk menyelesaikan masalah kebakaran hutan.