Manfaat pengurangan emisi gas rumah kaca terbukti melampaui biaya pemangkasan emisi berbahaya tersebut. Hal ini terbukti dari hasil pen...
Manfaat pengurangan emisi gas rumah kaca terbukti
melampaui biaya pemangkasan emisi berbahaya tersebut.
Hal ini terbukti dari hasil penelitian tim ilmuwan Massachusetts Institute of
Technology (MIT) yang dirilis Minggu (24/8). Menurut tim peneliti, penghematan
yang diperoleh dari kondisi udara yang lebih sehat, bisa menutup semua biaya
pemangkasan emisi karbon.
Pemerintah dan masyarakat bisa lebih menghemat
biaya kesehatan akibat menurunnya gejala pennyakit asma dan gangguan kesehatan
lain yang berhubungan dengan berbagai jenis polusi udara yang berbahaya.
Tim peneliti MIT menemukan manfaat penghematan
biaya kesehatan bisa 10 kali lebih besar dari biaya untuk memangkas polusi
iklim atau emisi gas rumah kaca.
“Kebijakan pengurangan emisi karbon meningkatkan
kualitas udara secara signifikan,” ujar Noelle Selin, asisten profesor dari MIT
yang turut menyusun laporan ini. “Bahkan, kebijakan pengurangan emisi karbon,
memiliki manfaat yang setara dengan kebijakan pengurangan polusi udara.”
Dalam penelitiannya, Selin dan tim membandingkan
manfaat kesehatan dari tiga kebijakan iklim di Amerika Serikat yaitu standar
energi bersih, kebijakan transportasi dan program penetapan dan pemangkasan
emisi karbon (cap-and-trade program).
Ketiga kebijakan ini adalah cerminan dari
kebijakan perubahan iklim pemerintah AS dimana standar energi bersih juga
mensyaratkan pegurangan emisi dari pembangkit listrik sama dengan program Clean
Power Plan dari Lembaga Lingkungan AS, Environmental Protection Agency (EPA).
Tim peneliti menemukan, nilai penghematan biaya
dari menurunnya masalah kesehatan yang mencapai $247 miliar, jauh melampaui
biaya program penetapan dan pemangkasan emisi karbon yang sebesar $14 miliar
dan biaya standar energi bersih yang sebesar $208 miliar.
Kebijakan pengurangan emisi yang memerlukan biaya
terbesar adalah kebijakan transportasi dengan standar efisiensi bahan bakar yang
berbiaya lebih dari $1 triliun sesuai nilai dolar tahun 2006. Sehingga manfaat
kesehatan yang diperoleh hanya menutup seperempat (26%) dari biaya kebijakan
tersebut. (hijauku.com)