Air saluran irigasi di Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Kamis (27/9) sekitar pukul 07.00 WIB ditemukan tercemar limbah jeni...
Air saluran irigasi di Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara,
Kamis (27/9) sekitar pukul 07.00 WIB ditemukan tercemar limbah jenis
minyak. Karena limbah itu bisa digunakan untuk bahan bakar, warga
setempat berbondong-bondong mendatangi saluran itu untuk mengambil
limbah tersebut.
Amatan Serambi, sekitar pukul 11.30 WIB, kemarin warga masih mengambil minyak itu menggunakan gayung dan kemudian ditampung dalam ember dan jeriken. “Semalam ketika saya melintasi jembatan saluran itu bau minyak sangat menyengat. Lalu, sekitar pukul 06.00 WIB tadi (kemarin-red), saya melihat minyak terapung di atas air saluran,” kata Khadijah (50), warga setempat kepada Serambi, Kamis (27/9).
Lalu, menurut Khadijah, dirinya mengambil minyak itu dipercikkan ke sampah dan saat disulut dengan korek api, sampah tersebut terbakar.
“Setelah itu, langsung saya beritahukan ke warga. Kemudian, warga berbondong-bondong datang ke lokasi untuk mengambil limbah yang bentuknya agak kental itu,” kata Khadijah.
Dalam waktu yang tak lama, lanjutnya, ia dan warga lainnya dapat mengumpulkan minyak tersebut sekitar 40-an liter. Namun, Khadijah dan warga mengaku tak tahu dari mana sumber limbah itu. Menurut warga, sebelumnya hal yang juga pernah terjadi. “Saluran tersebut dikelilingi arela ExxonMobil mulai cluster II dan Point A. Tapi, kami tak tahu apakah itu limbah yang dibuang dari ExxonMobil atau bukan,” katanya.
Sementara Keuchik Ampeh, Dahlan mengatakan, setelah mengetahui kejadian itu, ia langsung memberitahukan staf humas ExxonMobil supaya mereka bisa mengecek apakah limbah itu bersumber dari mereka atau bukan, karena warga menyebut limbah ini buangan Exxon. “Tapi sampai siang tadi (kemarin-red) mereka belum juga turun,” kata Keuchik.
Ditambahkan, warga khawatir jika minyak tersebut mengalir ke areal sawah bisa menyebabkan tanaman padi mati. Karena sebagian warga di Blang Asan memanfaatkan air dalam saluran itu untuk mengaliri sawah mereka.
Sedang Diperiksa
ADA warga yang memberitahukan petugas saya bahwa ada limbah jenis minyak di saluran kawasan Desa Ampeh. Kemudian saya utuskan mereka untuk memeriksanya ke lokasi. Namun, selama ini kita tidak pernah membuang apapun ke saluran di sekeliling. Tapi, kami akan bantu mengeceknya jenis limbah tersebut. Meski saluran itu dekat dengan Exxon, tapi belum tentu sumbernya dari Exxon.
* Armia Ramli, Humas ExxonMobil.
Bahan Berbahaya
SETELAH mendapat laporan, kita langsung turun ke lokasi untuk melihatnya dan ternyata memang ada limbah berbentuk minyak dalam saluran tersebut. Limbah itu termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga bisa mencemari lingkungan. Kalau saya perhatikan itu termasuk jenis oli campuran. Untuk mengetahui jenis campurannya, kita harus periksa lab dulu, tadi (kemarin-red) kami sudah ambil sampelnya.
* Nuraina, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Aceh Utara. | Sumber : Serambinews
Amatan Serambi, sekitar pukul 11.30 WIB, kemarin warga masih mengambil minyak itu menggunakan gayung dan kemudian ditampung dalam ember dan jeriken. “Semalam ketika saya melintasi jembatan saluran itu bau minyak sangat menyengat. Lalu, sekitar pukul 06.00 WIB tadi (kemarin-red), saya melihat minyak terapung di atas air saluran,” kata Khadijah (50), warga setempat kepada Serambi, Kamis (27/9).
Lalu, menurut Khadijah, dirinya mengambil minyak itu dipercikkan ke sampah dan saat disulut dengan korek api, sampah tersebut terbakar.
“Setelah itu, langsung saya beritahukan ke warga. Kemudian, warga berbondong-bondong datang ke lokasi untuk mengambil limbah yang bentuknya agak kental itu,” kata Khadijah.
Dalam waktu yang tak lama, lanjutnya, ia dan warga lainnya dapat mengumpulkan minyak tersebut sekitar 40-an liter. Namun, Khadijah dan warga mengaku tak tahu dari mana sumber limbah itu. Menurut warga, sebelumnya hal yang juga pernah terjadi. “Saluran tersebut dikelilingi arela ExxonMobil mulai cluster II dan Point A. Tapi, kami tak tahu apakah itu limbah yang dibuang dari ExxonMobil atau bukan,” katanya.
Sementara Keuchik Ampeh, Dahlan mengatakan, setelah mengetahui kejadian itu, ia langsung memberitahukan staf humas ExxonMobil supaya mereka bisa mengecek apakah limbah itu bersumber dari mereka atau bukan, karena warga menyebut limbah ini buangan Exxon. “Tapi sampai siang tadi (kemarin-red) mereka belum juga turun,” kata Keuchik.
Ditambahkan, warga khawatir jika minyak tersebut mengalir ke areal sawah bisa menyebabkan tanaman padi mati. Karena sebagian warga di Blang Asan memanfaatkan air dalam saluran itu untuk mengaliri sawah mereka.
Sedang Diperiksa
ADA warga yang memberitahukan petugas saya bahwa ada limbah jenis minyak di saluran kawasan Desa Ampeh. Kemudian saya utuskan mereka untuk memeriksanya ke lokasi. Namun, selama ini kita tidak pernah membuang apapun ke saluran di sekeliling. Tapi, kami akan bantu mengeceknya jenis limbah tersebut. Meski saluran itu dekat dengan Exxon, tapi belum tentu sumbernya dari Exxon.
* Armia Ramli, Humas ExxonMobil.
Bahan Berbahaya
SETELAH mendapat laporan, kita langsung turun ke lokasi untuk melihatnya dan ternyata memang ada limbah berbentuk minyak dalam saluran tersebut. Limbah itu termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga bisa mencemari lingkungan. Kalau saya perhatikan itu termasuk jenis oli campuran. Untuk mengetahui jenis campurannya, kita harus periksa lab dulu, tadi (kemarin-red) kami sudah ambil sampelnya.
* Nuraina, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Aceh Utara. | Sumber : Serambinews