Angin kencang disertai hujan lebat yang menerjang kawasan barat laut dan utara Pulau Weh, sejak dua hari terakhir, mengancam permukiman ...
Angin kencang disertai hujan lebat yang menerjang kawasan barat laut dan
utara Pulau Weh, sejak dua hari terakhir, mengancam permukiman warga
yang berada di wilayah pesisir Kota Sabang, seperti Gampong Krueng Raya
di Kecamatan Sukakarya.
Akibatnya, satu rumah milik Siti Zubaidah (45) dilaporkan hancur, karena atap dan sebagian bangunan rumah parah dihantam angin. Beruntung, pemilik rumah sudah mengungsikan keluarganya ke tempat lain sejak dua malam lalu.
“Kekhawatiran saya terbukti. Hujan disertai angin kencang yang sudah berlangsung beberapa hari ini akhirnya menerbangkan atap rumah saya hingga beberapa meter. Saya dan anak-anak pun terpaksa mengungsi untuk beberapa minggu lagi, sementara atap rumah diperbaiki,” katanya, Rabu (26/9).
Pantauan Serambi, sepanjang tahun ini, tercatat sudah lima rumah warga yang rusak akibat angin kencang. Ini karena cuaca di Sabang tergolong ekstrem khususnya pada setiap pergantian musim.
Angin kencang sering menjadi ancaman bagi masyarakat pesisir di kota pulau itu, bahkan sering menjadi penyebab tumbangnya pepohonan, dan menghanyutkan boat nelayan setempat, seperti yang menimpa dua warga Sabang beberapa waktu minggu lalu.
Pemko Bantu Rehab Rumah
Mendengar ada warganya yang mengalami musibah akibat angin kencang yang rutin terjadi di daerah itu, pejabat pemerintah setempat cukup tanggap melakukan penanggulangan sementara, dengan memberi bantuan rehab rumah kepada Siti Zubaidah (45), warga Gampong Krueng Raya yang secara geografis berada di pesisir utara pulau tersebut.
“Pemerintah Sabang ke depan, akan berusaha lebih fokus melakukan penanggulangan bencana, yang bisa berpotensi menjadi musibah dengan menelan korban jiwa, akibat faktor alam dan lingkungan,” ujar Nasruddin. | Sumber : Serambinews
Akibatnya, satu rumah milik Siti Zubaidah (45) dilaporkan hancur, karena atap dan sebagian bangunan rumah parah dihantam angin. Beruntung, pemilik rumah sudah mengungsikan keluarganya ke tempat lain sejak dua malam lalu.
“Kekhawatiran saya terbukti. Hujan disertai angin kencang yang sudah berlangsung beberapa hari ini akhirnya menerbangkan atap rumah saya hingga beberapa meter. Saya dan anak-anak pun terpaksa mengungsi untuk beberapa minggu lagi, sementara atap rumah diperbaiki,” katanya, Rabu (26/9).
Pantauan Serambi, sepanjang tahun ini, tercatat sudah lima rumah warga yang rusak akibat angin kencang. Ini karena cuaca di Sabang tergolong ekstrem khususnya pada setiap pergantian musim.
Angin kencang sering menjadi ancaman bagi masyarakat pesisir di kota pulau itu, bahkan sering menjadi penyebab tumbangnya pepohonan, dan menghanyutkan boat nelayan setempat, seperti yang menimpa dua warga Sabang beberapa waktu minggu lalu.
Pemko Bantu Rehab Rumah
Mendengar ada warganya yang mengalami musibah akibat angin kencang yang rutin terjadi di daerah itu, pejabat pemerintah setempat cukup tanggap melakukan penanggulangan sementara, dengan memberi bantuan rehab rumah kepada Siti Zubaidah (45), warga Gampong Krueng Raya yang secara geografis berada di pesisir utara pulau tersebut.
“Pemerintah Sabang ke depan, akan berusaha lebih fokus melakukan penanggulangan bencana, yang bisa berpotensi menjadi musibah dengan menelan korban jiwa, akibat faktor alam dan lingkungan,” ujar Nasruddin. | Sumber : Serambinews