HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Dua Harimau Teror Warga Subulussalam

PortalHijau.Com - Masyarakat Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, dalam dua pekan terakhir takut ke luar rumah lantaran merasa ditero...

PortalHijau.Com - Masyarakat Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, dalam dua pekan terakhir takut ke luar rumah lantaran merasa diteror oleh dua ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di wilayah itu. Apalagi sudah 31 ekor kambing warga dimangsanya.

Sepasang raja hutan itu tidak setiap malam muncul di sekitar permukiman penduduk. Adakalanya dua hari dua malam tak kelihatan. Tapi di lain waktu, berturut-turut muncul pada malam hari.

“Terakhir kali, warga melihat kemunculan kedua harimau itu pada Selasa malam, 25 September lalu. Saat itu mereka memangsa lagi delapan ekor kambing warga, sehingga sudah 31 kambing yang menjadi korban,” ungkap Camat Longkib, Syahpuddin, kepada Serambi, Kamis (27/9).

Syahpuddin menambahkan, binatang buas yang dilindungi itu mulai masuk permukiman penduduk sejak dua pekan silam. Desa pertama yang dimasukinya Gampong Darussalam. Di sini kedua harimau itu memangsa 23 ekor kambing piaraan.

Lalu tiga malam lalu, si raja hutan itu kembali memasuki permukiman warga dan menerkam delapan ekor kambing milik Ahmadi Pinem (47), penduduk Desa Darul Aman. Dari delapan ekor yang diterkam, empat di antaranya belum sempat dilahap, meski sudah mati.

Ditilik dari bekas jejaknya yang berbeda ukuran, diperkirakan harimau itu dua ekor. Akibat berkeliarannya kedua harimau itu di seputaran Desa Lae Saga, Darussalam dan Darul Aman, warga kedua desa itu kini dilanda ketakutan, karena bukan tak mungkin akan menyerang penduduk. “Nanti kalau ternak warga sudah tidak ada lagi, bisa-bisa masyarakat pula yang diserangnya. Jadi, sebelum menimbulkan korban jiwa manusia, kami harap segera ada solusi untuk mengatasi gangguan binatang buas ini,” ujar Syahpuddin.

Ia berharap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh turun tangan untuk menggiring satwa dilindungi itu kembali ke habitatnya ataupun mengevakuasi mereka ke lokasi lain yang jauh dari permukiman penduduk.

Jika tidak cepat ditanggulangi, Syahpuddin khawatir warga akan mengambil jalan pintas, misalnya, meracun atau menjerat harimau sumatera yang makin langka itu.

Turunnya harimau ke permukiman penduduk, diduga Camat Longkib karena hutan yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini mulai dibabat untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan catatan Serambi, kasus masuknya harimau sumatera ke permukiman warga di Kota Subulussalam bukan kali ini saja terjadi. Pada Juli 2009, seekor harimau terjerat perangkap rusa milik warga SP II Sikerabang, Kecamatan Longkib. Beruntung, tim BKSDA Aceh Singkil cepat turun ke lokasi untuk menyelamatkannya.

Juni 2007, seekor harimau mati dan membusuk di kompleks Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Lestari Tunggal Pratama yang kini menjadi PT Global Sawit Semesta (GSS), Lae Kombih, Kecamatan Penanggalan. Ironisnya, saat tim BKSDA turun, ternyata sejumlah organ tubuh berharga harimau itu hilang diambil orang yang diduga meracunnya.

Maret 2011, seekor harimau juga mencemaskan warga yang kerap berkeliaran di sekitar Desa Geruguh, Kecamatan Runding.  Juni 2011, dua petani asal Desa Pulo Mbelen, Kecamatan Sultan Daulat terpaksa memanjat pohon selama tiga jam, karena ketakutan akibat kehadiran seekor harimau di dekat mereka. | Sumber : Serambinews