Setelah lebih dari setahun lalu ditemukan dalam kondisi kurus dan terluka di sudut hutan Kalimantan, satu-satunya orangutan albino betina d...
Setelah lebih dari setahun lalu ditemukan dalam kondisi kurus dan terluka di sudut hutan Kalimantan, satu-satunya orangutan albino betina di dunia telah dilepaskan kembali ke hutan, tulis keterangan resmi Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Penyelamatan Satwa - Alba diselamatkan oleh para aktivis lingkungan dari sebuah kandang di mana ia disimpan sebagai hewan peliharaan oleh penduduk desa di Kalimantan Tengah pada bulan April tahun lalu. Luka berdarah di bagian hidungnya diduga karena teknik penangkapan yang kejam. Di mana saat itu beratnya hanya delapan kilogram sehingga terlihat tak bertenaga.

Dilaporkan CNN, primata bermata biru dan berbulu putih tersebut pada hari Rabu (19/12) kembali ke alam liar bersama sahabatnya, Kika, setelah dirawat pusat rehabilitasi BOSF. "Sejauh ini ia menunjukkan tanda-tanda siap untuk beradaptasi," kata Nico Hermanu, juru bicara BOSF. "Ia memanjat pohon setinggi 35 meter dan telah mahir mengambil buah dari pohon di hutan."
Keberadaan Kika dan Alba, yang sekarang berusia enam tahun dengan berat badan 28 kilogram, di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya akan terus dipantau oleh tim konservasi.
Orangutan masuk dalam daftar satwa terancam punah karena habitatnya menyusut drastis selama beberapa dekade terakhir. Lahan tempat mereka tinggal telah ditebang untuk dijadikan industri kertas, minyak sawit, dan pertambangan.
Populasi orangutan di Kalimantan telah turun drastis dari sekitar 288.500 pada tahun 1973 menjadi sekitar 100 ribu hari ini, menurut Persatuan Internasional untuk Pelestarian Alam (IUCN).
Aktivitas petani dan pemburu diduga menjadi penyebab serangkaian serangan fatal pada kera besar tersebut tahun ini. Empat pria Indonesia telah ditangkap atas pembunuhan orangutan dengan cara menembak badannya dengan peluru senapan angin pada bulan Februari.
Kepolisian Kalimantan juga menangkap dua pekerja perkebunan karet dan menuduh mereka melakukan penembakan beberapa kali terhadap orangutan sebelum memenggal kepalanya.
Petani dan penduduk desa sering memburu orangutan karena hewan ini dianggap sebagai hama, sementara oleh pemburu mereka ditangkap untuk dijual sebagai hewan peliharaan di pasar gelap.
Penulis: Ayu Setyowati | Trubus Life