HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hasil Penelitian LIPI: Pada Tahun 2050 Di Prediksi Jumlah Sampah Plastik Lebih Banyak Dari Pada Ikan Di Lautan

Laut Indonesia darurat sampah plastik Diprediksi, jumlah sampah plastik akan melebihi jumlah tangkapan ikan dari laut Ibu Pertiwi pada tah...

Laut Indonesia darurat sampah plastik

Diprediksi, jumlah sampah plastik akan melebihi jumlah tangkapan ikan dari laut Ibu Pertiwi pada tahun 2050.


Penelitian LIPI - Hal tersebut diprediksi akan terjadi di masa depan sesuai kajian Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI).

Peneliti Kimia Laut dan Ekotoksikologi P2O LIPI, Reza Cordova mengatakan secara global jumlah sampah plastik yang diproduksi ada lebih dari 80 juta ton sesuai perhitungan bio massa.

Reza menyebut 10 persen atau 8 juta ton dari total jumlah tersebut mencemari lautan.

Apabila tidak ditangani secara intensif, bisa saja tahun 2050 jumlah sampah plastik di lautan melebihi jumlah ikan.

"Sedangkan perbandingan tangkapan ikan berapa sih sekarang? Memang masih banyak, perbandingannya 3 (ikan) banding 1 (sampah). Tahun 2050 jadi 1 ikan banding 3 kali lipatnya sampah dari bio massa," ungkap Reza Rabu (12/12/2018).

Reza mengatakan kondisi serupa juga bisa terjadi dengan pencemaran mikro plastik.


Berdasarkan prediksinya, jumlah mikro plastik pada tahun 2050 juga akan lebih banyak dari hewan renik seperti plankton yang menjadi makanan ikan di lautan.

"Pada tahun yang sama, 2050, dikalkulasi jumlah mikro plastik lebih banyak dari plankton sebagai makanan ikan. Jadi bisa dibayangkan kedepanya seperti apa," kata Reza.

Di Indonesia sendiri, isu pencemaran sampah plastik menurut Reza menjadi sebuah masalah penting yang mesti dikaji.

18 pantai di Indonesia dijadikan area monitoring setiap bulan untuk pemantauan sampah terdampar, sementara 13 pesisir di Indonesia dijadikan area sampling mikroplastik di permukaan air.

Reza menjelaskan, jenis sampah yang ditemukan dari seluruh area monitoring pantai adalah kategori makro plastik dan karet, logam, kaca, kayu (olahan), kain, serta bahan berbahaya lainnya.

"Sampah dominan berasal dari plastik itu jumlahnya sekitar 36-38% di seluruh area kajian," terang Reza.

Berdasarkan perhitungan kasar, diperkirakan 100-400 ton plastik masuk ke laut Indonesia per tahunnya.

Dari hasil penelitian, ditemukan juga adanya korelasi antara kepadatan penduduk dengan sampah plastik serta mikro plastik di lautan.

Adapun jenis sampah makro dan mikro plastik yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik sekali pakai.

Reza menuturkan, peran serta seluruh pihak diperlukan dalam menganggulangi permasalahan sampah laut, khususnya sampah makro plastik dan mikro plastik.

"Diperlukan peran seluruh pihak, dari pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pihak swasta dan industri serta LSM untuk mengurangi konsumsi plastik (khususnya plastik sekali pakai) dan menghindari penggunaan mikro plastik, seperti dalam bahan kosmetik, sehingga membantu kelestarian laut Indonesia dan dunia," pungkasnya.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Tribun Jakarta