Maraknya pembalakan liar dan meningkatnya minat masyarakat terhadap hewan peliharaan eksotis memunculkan risiko penyakit bersumber hewan ...
Maraknya pembalakan liar dan meningkatnya minat masyarakat terhadap
hewan peliharaan eksotis memunculkan risiko penyakit bersumber hewan
(zoonosis) baru di Indonesia. Pakar mengatakan hal ini harus
diantisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
PortalHijau - Ketua
Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia, Dr drh Heru
Setijanto, PAVet(K), mengatakan pembalakan liar membuat hutan-hutan yang
merupakan habitat satwa menjadi gundul. Akibatnya, satwa liar yang
tadinya jauh dari jangkauan manusia kini mulai merambah ke daerah
penduduk.
"Habitatnya dirusak mau ke mana lagi hewan-hewan itu
lari? Akhirnya makin dekat dengan manusia. Padahal potensi risiko
zoonosis itu bukan hanya dari hewan ternak, hewan-hewan liar itu juga
berpotensi menularkan penyakit," tutur Heru, dalam sesi konferensi pers
One Health International Seminar di Indonesia Convention Exchibition,
Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (22/9/2016).
Heru
menjelaskan, belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat
risiko penyakit yang berasal dari hewan liar. Namun berdasarkan
literatur, beberapa penyakit berbahaya bagi manusia seperti Ebola dan
HIV (Human Imunodeficiency VIrus) berasal dari hewan liar.
Di
sisi lain, meningkatnya minat masyarakat untuk menjadikan hewan liar
sebagai hewan peliharaan juga memunculkan risiko kesehatan tersendiri.
Hewan-hewan eksotis seperti tupai terbang (sugar glider), ular, dan
repitilia lainnya kini populer sebagai hewan peliharaan dan dibawa masuk
ke dalam rumah.
"Masalahnya hewan-hewan ini kan bukan kucing
atau anjing yang memang dari awalnya adalah hewan peliharaan. Kita juga
belum tahu apakah hewan-hewan ini memiliki virus atau bakteri yang
berpotensi membahayakan kesehatan manusia," tuturnya lagi.
Dua
alasan ini menjadikan ancaman zoonosis di Indonesia belum selesai. Masih
ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah
peningkatan koordinasi antara lembaga-lembaga terkait seperti
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Lingkungan
Hidup.
"Harus ada juga edukasi kepada masyarakat tentang bahaya
zoonosis dari hewan liar ini. Jika ingin memelihara hewan peliharaan
eksotis, ada baiknya bergabung ke komunitas terkait untuk mendapatkan
informasi yang benar dan sesuai," tutupnya.
Penulis: Muhamad Reza Sulaiman