Masyarakat pesisir Pantai Baros, Desa Tirtohargo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengolah sampah laut yang masuk ke kawasan...
Masyarakat pesisir Pantai Baros, Desa Tirtohargo, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta, mengolah sampah laut yang masuk ke kawasan
mangrove menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai ekonomis.
PortalHijau - "Pemuda-pemudi
Baros saat ini punya kegiatan positif, mereka memilah sampah yang masuk
ke mangrove, yang kayu diolah menjadi kerajinan untuk dijual," kata
Kabid Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul
Yus Warseno di Bantul, Jumat (6/8).
Menurut dia, pengolahan
sampah laut menjadi kerajinan yang dikembangkan pemuda-pemudi Baros
beberapa bulan lalu yang selama ini menjaga kelestarian ekosistem hutan
mangrove di pesisir Baros itu merupakan kegiatan positif yang perlu
diapresiasi.
Apalagi, kata dia, bahan baku kerajinan berupa kayu
tersebut berasal dari sampah-sampah laut yang berada di kawasan mangrove
karena terbawa gelombang pasang pantai selatan beberapa waktu lalu.
"Fenomena
gelombang pasang kemarin membawa sampah laut masuk ke kawasan mangrove,
namun musibah rob kemarin justru menjadi anugerah bagi pemuda-pemudi
Baros, karena ternyata sampah organik itu bisa diolah menjadi barang
mahal," katanya.
Ia menyebutkan barang kerajinan dari olahan
sampah laut berupa potongan kayu, di antaranya hiasan-hiasan rumah,
bahkan kerajinan itu laku dengan harga tinggi di pasaran karena punya
keunikan.
"Kebetulan belum lama ini, saya diminta untuk menjadi
narasumber berkaitan dengan pengelolaan kawasan mangrove, pemuda-pemudi
Baros malah minta difasilitasi sarana untuk mengembangkan kegiatan itu,
karena peminatnya tinggi," katanya.
Yus Warseno mengatakan bahan
baku kayu (sampah laut) yang dikumpulkan di kawasan mangrove selepas
banjir rob beberapa waktu lalu mencapai 10 truk, bahkan sampah kayu
tersebut belum habis dipilah.
"Positifnya bisa memberikan
pendapatan bagi warga, apalagi sampah laku dijual Rp 15.000 per karung.
Namun negatifnya kalau tidak segera dipilah dan diolah, maka akan
mengganggu pertumbuhan mangrove, karena dari estetika tidak bagus,"
katanya.
Penulis: Yudha Manggala P Putra