Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci) yang tetap berkomitmen melindungi dan menjaga kelesta...
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi Masyarakat Peduli
Ciliwung (Mat Peci) yang tetap berkomitmen melindungi dan menjaga
kelestarian aliran Sungai Ciliwung. Di hari ulang tahunnya yang ketujuh,
komunitas ini berharap lahirnya Mat peci-mat peci lain yang peduli
terhadap lingkungan Sungai Ciliwung. Mereka bisa melindungi sekaligus
melestarikan kebersihan dan kondisi Sungai Ciliwung.
PortalHijau - “Berbagai kegiatan sudah dilakukan secara rutin. Misalnya
penanaman pohon, pelepasan benih ikan, dan kegiatan lainnya. Kegitan ini
juga sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap Sungai Ciliwung agar
terus lestari secara berkelanjutan,” kata Tri, salah satu anggota Mat
Peci, beberapa waktu lalu.
Menurut Tri, kondisi Sungai Ciliwung dari tahun ke tahun semakin
memprihatinkan. Tumpukan sampah, limbah cair dan industri dan
penyempitan serta pendangkalan terus terjadi di Sungai Ciliwung. Memang
pihaknya mempunyai program kerja yang sinergi dengan Pemprov DKI. Namun
demikian, untuk melestarikan Sungai Ciliwung, perlu adanya sinergitas
antara masyarakat, pemerintah pusat dan daerah, serta pihak swasta.
Menjadi Sahabat
Tri berharap, Sungai Ciliwung bisa kembali menjadi ‘sahabat’ bagi
warga Jakarta. Karena beberapa puluh tahun yang lalu, air mengalir dari
Sungai Ciliwung, bukan hanya menjadi sumber penghidupan pokok, namun
merupakan media transportasi ekonomi warga.
Tapi kini, semakin bertambahnya populasi warga Jakarta, salah
satu sungai terpanjang di Pulau Jawa ini semakin kotor, dangkal dan
tidak lagi bersahabat. Terutama pada musim hujan tiba. Air bah meluap
dari kali tersebut. Merendam pemukiman warga. Penyempitan dan
menumpuknya sampah menjadi penyebab utama.
Menyadari hal itu, upaya ‘berdamai’ dengan sungai yang memiliki
panjang 120 kilometer tersebut pun dilakukan sekelompok orang yang
tergabung dalam Masyarakat Peduli Ciliwung atau Mat Peci. “Komunitas ini
berdiri didasari dari keinginan yang sama untuk menjadikan Ciliwung
seperti semula. Meski didanai swadaya dari anggota namun terbukti
semangat tersebut tetap terjaga,” ujar Usman Firdaus, salah satu
pengurus Mat Peci beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Usman menceritakan bahwa banjir besar yang melanda
Jakarta pada tahun 2006 menjadi dasar terbentuknya komunitas ini. Dimana
bencana tersebut seharusnya menyadari warga bahwa sudah saatnya menjaga
lingkungan dan harus berdamai dengan Ciliwung. “Semua yang terjadi
karena ulah kita sendiri. Dan sudah saatnya kita harus jaga lingkungan
agar Ciliwung tidak ‘marah’ lagi,” tukasnya.
Perhatian Pemerintah
Kini anggota Mat Peci sudah 100 lebih. Mereka bekerja tanpa
pamrih dan hanya didasari dari kecintaannya terhadap Sungai Ciliwung.
Para anggota dengan rutin menjaga sungai ini.
Tak sebersit pun dalam
benak mereka untuk mengharapkan bantuan dari pemerintah.
“Baru di masa
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama diberi bantuan dari Dinas Kebersihan DKI
berupa peralatan dan motor perahu berkekuatan 30 pk,” terang Usman.
Komunitas yang beranggotakan warga RW 03 dan RW 05 Kelurahan
Cikoko Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan ini juga kini memiliki
peralatan seperti gergaji mesin, pelampung, harnes dan body harnes.
“Dulunya modal golok doang sama nekat,” tukasnya.
Tidak hanya itu, Pemprov DKI Jakartapun kian mengakui keberadaan
Mat Peci. Jika awalnya anggota Mat Peci bekerja membersihkan Kali
Ciliwung secara sukarela, kini pemerintahpun menggaji mereka. “Paling
dulu cuma dapet makan ngopi doang. Itu juga hasil tabungan kita dari
ngumpulin botol dan gelas air mineral. Kalau lagi sepi dan tabungan
habis, satu nggak makan, semua nggak makan,” tutur Usman.
Akhirnya pada 2014 lalu, Pemprov DKI melalui Unit Pelaksana
Kegiatan (UPK) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta merekrut anggota
Mat Peci untuk turut menjaga Ciliwung. Mat Peci dikontrak per tahun.
Mereka mendapat gaji sesuai UMR (Upah Minimum Regional).
Secara bergiliran ia dan komunitasnya setiap harinya menyisir
Kali Ciliwung mulai dari Jembatan Kalibata hingga MT Haryono. Aktivitas
ini dilakukan mulai pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. “Tapi semua
tergantung lapangan juga. Kalau banjir dan banyak sampah, kita pantau
dan bersihkan agak lama,” pungkas.
Dari hasil kerja kerasnya, Mat Peci menuai apresiasi. Adapun dari
data yang diperoleh beberapa penghargaan yang telah diberikan ke Mat
Peci sebagai berikut. | Hanafie
Tahun 2011 Apresiasi Lingkungan Hidup dari Gubernur DKI.Tahun 2011 Lencana Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Tahun 2012 Kalpataru dari Gubernur DKI sebagai Pembina Lingkungan.
Tahun 2013 penghargaan dari Menteri Pekerjaan Umum sebagai Komunitas Peduli Sungai terbaik kategori konservasi lingkungan.
Tahun 2014 Kalpataaru dari Walikota Jakarta Selatan sebagai Penyelamat Lingkungan.
Tahun 2015 penghargaan dari Kemen PUPR sebagai Komunitas Peduli Sungai Tingkat Nasional.