PortalHijau - Baby Garden, Langkah Jitu Ajarkan Anak Cinta Lingkungan June 8, 2016 Christopel Paino, Gorontalo 86 Sejak pagi pukul 07.00 Wi...
PortalHijau - Baby Garden, Langkah Jitu Ajarkan Anak Cinta Lingkungan
June 8, 2016 Christopel Paino, Gorontalo
86
Sejak pagi pukul 07.00 Wita, anak-anak usia dini mulai berkumpul di
taman pembibitan Moodu. Sebuah taman yang baru saja didirikan sebagai
ruang terbuka hijau. Usia mereka mulai tiga hingga enam tahun. Jumlahnya
belasan dan didampingi orang tua.
Minggu, 29 Mei 2016 itu, kelas berkebun untuk anak yang diberi nama
“Baby Garden” dibuka. Anak-anak diajari bagaimana mengisi tanah dalam
polybag, dan menanaminya dengan bibit pohon buah.
Kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian perayaan Hari Lingkungan
Hidup Sedunia yang biasa diperingati setiap 5 Juni. Di Kota Gorontalo,
perayaannya dibuat dalam bentuk pekan lingkungan hidup, dan puncaknya
digelar 31 Mei dan 1 Juni 2016.
“Khusus untuk Baby Garden atau kelas berkebun, akan dibuka lagi
setelah Bulan Ramadan, karena antusiasnya tinggi. Tentu saja kami akan
evaluasi kekurangan yang ada,” ungkap Banimal Malabar, Kepala Sekolah
Baby Garden, kepada Mongabay Indonesia.
Pada kelas berkebun ini, anak-anak tidak hanya datang dari Kota
Gorontalo, melainkan dari Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten
Gorontalo. Selain berkebun, anak-anak juga tampak asyik bermain tanah
hingga memanjat pohon yang tumbuh di taman pembibitan tersebut. Sejak
dini, mereka diperkenalkan dengan alam.
Selain kelas berkebun, juga digelar lomba mewarnai anak-anak usia
dini dan sekolah tingkat kanak-kanak, yang diikuti ratusan anak sekolah
dari Kota Gorontalo.
Meidy Novi Silangen, Kepala Dinas Tata Kota dan Pertamanan
mengatakan, kegiatan yang melibatkan anak-anak usia dini ini diharapkan
terciptanya Kota Gorontalo sebagai Kota Sadar Lingkungan.
Dengan demikian, peran untuk mencapai tujuan tersebut tidak lagi pada
pemerintah, masyarakat, atau komunitas, melainkan dengan menumbuhkan
rasa cinta lingkungan pada anak-anak. Salah satu yang digagas untuk
lebih menciptakan kepedulian itu adalah melalui kelas berkebun.
“Kami berharap kesadaran dan rasa cinta terhadap lingkungan ini terbangun lewat anak usia dini,” ungkap Meidy Novi Silangen.
Sadar lingkungan
Pekan lingkungan hidup dalam rangka hari lingkungan ini digagas oleh
Forum Komunitas Hijau (FKH) yang melibatkan berbagai macam komunitas.
Selain itu, juga digelar berbagai macam kegiatan, seperti pameran
hortikultura, lomba mewarnai, desain poster kampanye 3R (reuse, reduce,
recycle), lomba pot unik, pembagian bibit pohon, peluncuran adipura
kelurahan dan perumahan bersih, peluncuran taman Kreatif, Rekreasi,
Edukasi dan Nursery (KREN), hingga lomba inovasi pengolahan sampah.
Menurut Rahman Dako, koordinator FKH Kota Gorontalo, selain berbagai
komunitas, sejumlah lembaga non pemerintah juga berpartisipasi dalam
acara pekan lingkungan hidup, seperti Burung Indonesia, Agro Forestry
(Agfor) Sulawesi, dan Perkumpulan Jaring Advokasi Pengelolaan Sumber
Daya Alam (Japesda).
Serta melibatkan juga lembaga pemerintah dari Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Dua Sulawesi Utara di
Gorontalo. Lembaga-lembaga ini mendirikan stand pameran dan
memperlihatkan kerja-kerja mereka di lapangan kepada pengunjung.
Di luar itu, keterlibatan banyak komunitas dan masyarakat pada pekan
lingkungan hidup ini cukup meningkat, karena kehadiran beberapa
perwakilan, seperti sekolah-sekolah tingkat atas yang memamerkan olahan
sampah dari tas kresek yang dijadikan gaun. Atau, dari kelurahan yang
memamerkan hasil daur ulang sampah menjadi hiasan bunga.
“Menggalang komunitas ini cukup rumit karena kita harus bertemu
secara informal dengan mereka, berdiskusi, dengan melibatkan banyak
orang,” kata Rahman.
“Ini tentu menjadi harapan bersama agar seluruh lapisan masyarakat,
bisa menjaga lingkungan Kota Gorontalo sehingga akan tercipta kota yang
bersih dan nyaman untuk di tinggali.”
Sementara Taman Moodu, pusat kegiatan yang merupakan ruang terbuka
hijau di Kota Gorontalo, menurut Rahman, baru lima bulan diresmikan.
Taman tersebut akan dijadikan tempat bermain dan belajar anak-anak,
rekreasi, ataupun untuk beristirahat. Apalagi, taman tersebut
difungsikan sebagai taman pembibitan, sehingga jadi tempat belajar
menanam, mulai dari tanaman buah, pohon perindang, hingga tanaman dengan
jenis obat-obatan.
“Pengunjung yang datang bisa belajar berkebun, dan itu bisa
diterapkan ketika mereka kembali ke rumah. Di sini juga diberikan bibit
pohon buah dan pohon perindang gratis,” ungkap Rahman. Christopel Paino - Kota Hijau