PortalHijau - Sekitar 250 juta tahun lalu, bumi benar-benar kiamat. Sembilan puluh enam persen spesies di laut musnah. Di darat, 70 pers...
PortalHijau - Sekitar 250 juta tahun lalu, bumi benar-benar kiamat. Sembilan puluh
enam persen spesies di laut musnah. Di darat, 70 persen vertebrata dan
sebagian besar serangga mati, termasuk sejumlah spesies dinosaurus.
Periode
ini dikenal sebagai era kepunahan massal Permian-Triassic. Sekelompok
ilmuwan menemukan teori bahwa dibutuhkan waktu 10 juta tahun untuk
kembalinya kehidupan. Riset ini diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.
"Hidup
sepertinya kembali normal ketika krisis lain memukul dan mengatur
kembali kehidupan," kata Michael Benton, anggota tim peneliti dari
University of Bristol di Inggris. Krisis karbon, ujarnya, berulang kali
terjadi. "Kondisi akhirnya menjadi normal kembali setelah lima juta
tahun atau lebih."
Para peneliti belum menemukan dengan pasti
penyebab dari kepunahan massal pada periode yang dikenal dengan The
Great Dying itu. Tampaknya, ada tiga tahap kemungkinan dan kombinasi
sejumlah faktor penyebab. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pemanasan global memainkan peran penting. Peristiwa itu kemungkinan
dipicu oleh letusan gunung berapi raksasa.
Tim peneliti
menganalisis riset sebelumnya tentang periode pasca-Permian-Triassic.
Mereka ingin mengetahui bagaimana makhluk bertubuh panjang di bumi
mendapatkan kembali kaki mereka.
Tampaknya, ada dua alasan
mengenai waktu pemulihan selama 10 juta tahun tersebut. Pertama, ujar
tim peneliti, intensitas krisis dan kedua adalah kondisi suram di bumi
setelah gelombang kepunahan yang pertama.
Hasil penelitian
terakhir menunjukkan bahwa kondisi lingkungan bumi yang suram terus
berlanjut selama 5-6 juta tahun setelah "kiamat", di mana terjadi
pengulangan krisis karbon, oksigen, dan dampak buruk pemanasan global.
Setelah
lingkungan tenang, ekosistem yang lebih kompleks mulai tumbuh. Di laut,
kelompok biota baru muncul, seperti leluhur kepiting dan lobster, serta
reptil laut yang pertama. Mereka membentuk dasar dari masa depan
ekosistem modern. NATURE GEOSCIENCE | AMRI MAHBUB