PortalHijau - Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta menilai hampir 80 persen pencemaran sungai di Jakarta berasal ...
PortalHijau - Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta menilai
hampir 80 persen pencemaran sungai di Jakarta berasal dari limbah rumah
tangga.
Untuk membuktikan hal tersebut, BPLHD DKI Jakarta sudah mengukur
kualitas air dari delapan aliran sungai. Sejauh ini, sudah ada tiga
aliran sungai yang diteliti, dan tersisa lima aliran sungai lagi yang
akan diukur pada tahun ini.
"Hasil kemarin, sekitar 80 persen pencemaran berasal dari limbah rumah
tangga," kata Kepala BPLHD DKI Jakarta, Junaidi saat dihubungi Metrotvnews, Jumat (20/5/2016).
Saat pengecekan, BPLHD akan membawa sampel air ke laboratorium untuk menentukan limbah yang terdapat di dalam kandungan air.
Junaidi menjelaskan, limbah yang terkandung dalam air biasanya ada dua jenis, yaitu limbah rumah tangga dan limbah industri.
"Jadi, kalau fisik sungainya memang sudah semakin bagus, kualitas airnya kan belum," jelas Junaidi.
Atas pencemaran itu, Junaidi mengimbau warga DKI Jakarta untuk tidak
mengonsumsi air sungai yang mengalir di Ibu Kota Jakarta. Sebab sebagian
besar air sudah tercemar limbah.
Junaidi memaparkan, sejumlah sungai yang sudah tercemar antara lain,
Sungai Ciliwung, di dalam air sungai tersebut, kadar polusi telah
melebihi baku mutu, seperti kandungan phospat, detergent dan organic.
Berdasarkan penelitian, pencemaran Sungai Ciliwung memiliki status antara cemar ringan hingga cemar berat.
Untuk Sungai Cipinang, berdasarkan penelitian tahun 2015, semua
parameter kimia seperti phospat, detergent, organic, BOD serta COD telah
melebihi baku mutu. Indeks pencemaran Sungai Cipinang memiliki status
antara cemar sedang hingga cemar berat.
Sedangkan untuk Sungai Angke, semua parameter kimia juga sudah melebihi
baku mutu dan indeks pencemaran antara cemar ringan hingga cemar berat.
Untuk Sungai Mookervart, semua parameter kimia juga sudah melebihi baku
mutu dan indeks pencemaran antara cemar sedang hingga cemar berat. Riyan Ferdianto