HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hidroponik Rusun Marunda: Bertani di Tengah Keterbatasan

PortalHijau - Kendati telah dibekali ilmu pertanian, sarana dan prasarana penunjang berupa green house dan deretan modul yang mumpuni, Eas...

PortalHijau - Kendati telah dibekali ilmu pertanian, sarana dan prasarana penunjang berupa green house dan deretan modul yang mumpuni, Easter, anggota Kelompok Tani Rusunawa Marunda Jakarta Utara RW 10 Cluster A bersama 8 orang anggota lainnya masih mengeluhkan belum adanya bantuan signifikan dari dinas terkait dalam hal pemasaran.

Selama ini, Easter bersama kelompok taninya pun hanya mengandalkan pembeli skala kecil yang datang menyambangi green house-nya. Di luar problem pemasaran, Easter juga mengutarakan keluhannya perihal belum adanya respon pemerintah untuk memperbaiki green house-nya yang rusak akibat terpaan hujan disertai angin kencang.

Bersama 8 anggota kelompok taninya, setiap harinya Easter giat menanam berbagai jenis sayuran hidroponik di 17 modul seperti pakcoi hijau, pakcoi putih, kailan, salada, caisim dan bayam merah yang dipanen dalam kurun waktu 21-25 hari. Setiap bulan, Easter mengaku mampu memanen sebanyak 25 kilogram sayur per modul dengan harga jual Rp 15 ribu per kilogram.

“JIka dari segi pemasaran jelas, sebenarnya pertanian ini sangat prospek. Tapi pemasaran juga belum jelas akibat sarana yang masih belum sempurna. Pernah ada dari pasar modern yang mau order, tapi dia punya persyaratan yang banyak seperti ukuran sayur yang mesti seragam dan harus produksi secara berkesinambungan. Saya pribadi belum bisa mengiyakan karena sarana pertaniannya yang masih perlu diperbaiki,” ucap Easter kepada jitunews.

Selain pertanian hidroponik, di rusun Marunda juga Easter juga bertani secara konvensional dengan memanfaatkan sebidang lahan di samping green house.

Dengan teknik plastik mulsa, Easter mengandalkan terong dan cabai hibrida merah besar sebagai komoditi utamanya. Untuk mengembangkan pertanian konvensionalnya, kini Easter bekerjasama dengan Panah Merah selaku perusahaan penyedia bibit.

“Selain itu, dalam waktu dekat kami juga bersiap menebar benih cabai rawit,” ujar Easter.

Sementara untuk, harga jual hasil pertanian konvensional, dikatakan Easter mengikuti harga pasar. Setiap kali panen, Easter mengaku dapat memetik hingga 70-75 kilogram cabai dan terong dengan panga pasar yang masih mengandalkan konsumen sekitar rusunawa. Aditya Kurniawan