PortalHijau.Com - Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri mengharapkan masyarakat menjaga ekosistem baik flora maupun fa...
PortalHijau.Com - Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia Megawati Soekarnoputri mengharapkan
masyarakat menjaga ekosistem baik flora maupun fauna di Indonesia karena
sebagai modal anak-cucu di masa depan.

Menurut dia, tanaman kantong semar (Nepenthes) di Belanda sudah dikecilkan dan dihargai mahal.
Bahkan, kata dia, warga negara itu mengklaim bahwa tanaman kantong semar hanya berada di Belanda.
"Hal ini menjadi rasa sakit hati karena Nepenthes merupakan tanaman asli
Indonesia yang dibawa penjajah. Mari kita jaga ekosistem hutan kita
yang di dalamnya terdapat berbagai macam tumbuhan dan fauna tanpa harus
memikirkan keuntungan pribadi dengan cara merusak ekosistem," katanya.
Terkait hal itu, dia mengharapkan bunga-bunga khas Indonesia segera dipatenkan.
Dalam kesempatan itu, Megawati mengatakan bahwa sebagai Ketua Umum
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dijadikan sebagai Ketua Yayasan
Kebun Raya Indonesia pastilah menjadikan pertanyaan.
Menurut dia, hal itu berawal keinginannya untuk ikut menjaga dan
menyelamatkan ekosistem saat melihat berbagai macam jenis flora dan
fauna di Istana Bogor.
"Sebagai anak Presiden Soekarno, Megawati kecil tinggal di beberapa
istana termasuk di Bogor yang bersebelahan dengan Kebun Raya Bogor,"
katanya, dilansir laman Antara.
Oleh karena sering berjalan di Kebun Raya Bogor, Megawati yang hingga
beranjak remaja mulai menyadari betapa luar biasanya anugerah berupa
keanekaragaman tanaman di Indonesia.
Menurut dia, bangsa Indonesia sendirilah yang merusak keindahan ekosistem yang menyebabkan bencana tanah longsor dan sebagainya.
"Mengapa orang Indonesia menjadi bangsa yang merusak keindahan alamnya
sendiri? Banyak akibat atas ulah itu," kata Presiden Ke-5 RI itu.
Ia mengaku saat menjabat sebagai Wakil Presiden, kebun raya di Indonesia dalam kondisi yang sangat buruk.
Saat itulah, kata dia, tercetus pembuatan Yayasan Kebun Raya Indonesia
yang sebelumnya berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dengan dana yang minim.
"Saat itu, saya menyarankan kepada Gubernur Jateng untuk membuat Kebun
Raya Baturraden karena terdapat berbagai ekosistem di dalamnya," kata
Megawati.
Menurut dia, ada juga saran untuk membangun Taman Lumut di Bogor karena
tempat pendidikan tentang lumut sangat dibutuhkan sebagai media
pendidikan.
Oleh karena itu, dia mengaku merasa lega ketika mendengar kabar dari
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo jika Kebun Raya Baturraden akan dibuka.
Kebun Raya Baturraden yang digagas sejak tahun 2004 itu mengoleksi 2.637
spesimen atau contoh tanaman, baik tanaman pada umumnya maupun tanaman
langka, dengan 571 spesies.
Kebun Raya Baturraden yang memiliki luas lahan 143,5 hektare dan yang
telah digarap sekitar 11,5 persen (sekitar 16,5025 hektare) itu akan
dikembangkan dengan beberapa zona, yakni zona utama, zona alternatif,
zona kantor, zona koleksi, dan zona hutan.
Zona koleksi akan dibuat paling luas dengan luasan 54 persen, 25 persen hutan, dan sisanya untuk zona lainnya.
Penulis: Mandra Pradipta | Teropong Senayan
Penulis: Mandra Pradipta | Teropong Senayan