PortalHijau.com - Berbagai foto dan video yang dikeluarkan Greenpeace Asia Tenggara hari ini menunjukkan bibit sawit baru saja ditanam d...
PortalHijau.com - Berbagai foto dan video yang dikeluarkan Greenpeace Asia Tenggara
hari ini menunjukkan bibit sawit baru saja ditanam di lahan gambut yang
sudah hancur terbakar beberapa kali di pinggir kawasan konservasi
orangutan.[1] Greenpeace telah menyerukan kepada pemerintah Indonesia
untuk memastikan tidak ada yang bisa mengambil keuntungan dari
deforestasi yang diakibatkan oleh krisis asap dan mengharuskan seluruh
hutan dan gambut yang telah terbakar untuk direstorasi.
Peta-peta yang tersedia saat ini namun sudah berusia tiga tahun lalu,
menunjukkan tidak adanya konsesi (HGU) perkebunan kelapa sawit yang
diberikan di dalam kawasan yang diinvestigasi Greenpeace. Pemerintah
menolak merilis peta terbaru untuk dianalisis, sementara bulan lalu KPK
telah menyatakan bahwa ada royalti dari penebangan hutan yang tidak
dilaporkan dengan nilai kerugiannya mencapai 9 miliar Dollar Amerika
selama satu dekade terakhir. Minggu lalu, kebakaran yang mencurigakan di
bagian keuangan Kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dicurigai
telah menghancurkan bukti-bukti yang penting [2]. Kini polisi sedang
menyelidiki tindakan kriminal dalam kasus ini.
“Kebakaran hutan tahun ini menjadi salah satu bencana terburuk yang
pernah dialami negara ini. Sangat tidak masuk akal jika sampai ada yang
mengambil keuntungan dari krisis ini. Presiden Jokowi telah
menginstruksikan restorasi setelah kebakaran selesai – ini berarti
merestorasi hutan dan lahan gambut, bukan menanaminya dengan kelapa
sawit,” ujar Annisa Rahmawati, Juru Kampanye Hutan, Greenpeace Asia
Tenggara.
Bersamaan dengan kebakaran yang mendekati kawasan konservasi
orangutan di Nyaru Menteng akhir bulan lalu, Kepala Data dan Informasi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
menyerukan di akun Twitter-nya yang kemudian menjadi viral di media
sosial. [3] “Habis bakar terbitlah sawit,” foto tersebut menunjukkan
lahan yang dipenuhi dengan tunggul kayu yang terbakar dengan bibit sawit
yang tersusun rapi.
Juru bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
menanggapinya dengan menegaskan bahwa industri kelapa sawit telah
menjadi korban dari kampanye hitam, yang menunjukkan bahwa penanaman
bibit sawit tersebut bagian dari upaya menghancurkan citra industri
sawit Indonesia.[4] Bagaimana pun, ketika Greenpeace mengunjungi daerah
tersebut pada 27 Oktober lalu, warga lokal mengatakan kepada Greenpeace
bahwa kawasan itu telah terbakar dua kali, dan sekitar satu bulan
terakhir tampaknya telah dimulai penanam kelapa sawit.
“Polisi masih menyelidiki kawasan ini untuk mencari tahu jika
terdapat tindak kejahatan. Namun seseorang telah mencoba memanfaatkan
kebakaran ini untuk membangun perkebunan sawit. Siapa pemilik lahan ini?
Apakah api ini untuk tujuan tertentu? Kita tidak tahu sampai pemerintah
merealisasikan janjinya untuk mempublikasikan peta konsesi dan meminta
pertanggungjawabkan dari pihak-pihak terkait,” kata Annisa. Jusnalitas