PortalHijau.com - Aquaponik adalah sistem budidaya yang menggabungkan cara pemeliharaan aquakultur dengan hidroponik. Artinya, metode pe...
PortalHijau.com - Aquaponik adalah sistem budidaya yang menggabungkan cara
pemeliharaan aquakultur dengan hidroponik. Artinya, metode pemeliharaan
ikan yang dikembangkan dengan teknik aquakultur digabungkan dengan teknik
bercocok tanam tanpa tanah pada hidroponik. Dalam sistem aquaponik ikan dan
tanaman dipelihara bersama-sama dan akan bersimbiosis mutualis. Tanaman
memperoleh media dan nutrisi dari air kolam dan limbah kotoran ikan, sedangkan
ikan mendapat media hidup di air yang bersih setelah dibersihkan oleh tanaman.
Aquaponik terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian akuatik
(air) untuk pemeliharaan ikan dan bagian hidroponik untuk menumbuhkan tanaman.
Sistem akuatik menghasilkan sisa pakan dan feses yang terakumulasi di dalam air
dan bersifat toksis terhadap ikan, namun kaya nutrien yang dapat menjadi sumber
hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya. Pada prinsipnya aquaponik
mendaur ulang air yang digunakan untuk memelihara ikan menjadi sumber nutrisi
bagi tanaman. Ikan mengeluarkan limbah dalam bentuk amonia. Dua jenis bakteri
yang berbeda akan mengubah amonia menjadi nitrat. Tanaman perlu Nitrat dan
menyerapnya sebagai makanan untuk tumbuh, sementara pada saat yang sama menghilangkan
bahan kimia yang beracun bagi ikan. Air bersih kembali ke ikan.
Sistem aquaponik terdiri dari beberapa komponen yang
bertanggungjawab atas penghilangan limbah padat, penyuplai basa untuk
menetralkan kemasaman, atau pengatur kandungan oksigen air. Komponen tersebut
antara lain, (1) tangki pemeliharaan ikan atau kolam, (2) unit penangkap dan
pemisahan limbah padat (sisa pakan dan feses), (3) bio filter, tempat di mana
bakteri nitrifikasi dapat tumbuh dan mengkonversi amonia menjadi nitrat, yang
dapat digunakan oleh tanaman, (4) subsistem hidroponik, yakni bagian dari
sistem di mana tanaman tumbuh dengan menyerap kelebihan hara dari air, (5)
Sump: titik terendah dalam sistem di mana air mengalir ke dan dari yang dipompa
kembali ke tangki pemeliharaan. Unit untuk menghilangkan padatan, biofiltrasi
pada sistem hidroponik dapat digabungkan menjadi satu unit, yang mencegah
air mengalir langsung dari bagian budidaya ikan (kolam) ke sub sistem
hidroponik. Unit biofilter ini sangat vital peranannya karena terkait dengan
proses nitrifikasi.
Nitrifikasi atau perubahan amonia menjadi nitrat dalam suasana
aerobik, merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam sistem
aquaponik. Hal tersebut disebabkan proses nitrifikasi dapat mengurangi
toksisitas air dan memungkinkan senyawa nitrat yang dihasilkan menjadi sumber
nutrisi tanaman. Amonia terus dilepaskan ke dalam air melalui kotoran dan
insang ikan sebagai produk dari metabolisme. Ammonia bersifat beracun
bagi ikan (0,5-1 ppm) sehingga harus disaring keluar dari sistem pemeliharaan
ikan. Meskipun tanaman dapat menyerap amonia, namun Nitrat lebih mudah untuk
diserap dan digunakan tanaman sehingga efisien dalam mengurangi toksisitas air
untuk ikan.
Amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain melalui
populasi sehat Nitrosomonas: bakteri yang mengubah amonia menjadi nitrit, dan
Nitrobacter: bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat. Dalam sistem
aquaponik, akar tanaman menjadi tempat hidup dan berkembangnya bakteri-bakteri
tersebut. Setelah sistem stabil, kadar amonia dalam air berkisar 0,25-2,0
ppm, nitrit berkisar tingkat 0,25-1 ppm, dan nitrat berkisar 2-150 ppm.
Sayuran daun hijau yang paling baik tumbuh dalam subsistem
hidroponik adalah petsai, selada, kemangi, tomat, okra, melon dan paprika.
Selain itu, spesies lain seperti buncis, kacang polong, kol, selada air, talas,
lobak, stroberi, bawang, ubi jalar dan rempah-rempah juga dapat menjadi pilihan
tanaman yang bisa ditanam secara aquaponik. Sedangkan jenis ikan air tawar yang
paling umum digunakan dalam sistem aquaponik dan paling popular untuk aquaponik
skala rumah tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Sahabat Petani