Mengapa sektor pertanian dikatakan sebagai salah satu penggerak perekonomian di Negara Indonesia? Sebab, sektor pertanian mampu menciptak...
Mengapa sektor
pertanian dikatakan sebagai salah satu penggerak perekonomian di Negara
Indonesia? Sebab, sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja dan
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sehingga oleh masyarakat pun dijadikan
andalan dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.
Pertumbuhan
penduduk yang pesat dan makin berkembangnya sektor industri berdampak terhadap
penyempitan lahan pertanian. Namun, penyempitan lahan pertanian itu tidak
menyurutkan semangat penggiat pertanian.
Berbagai
upaya ditempuh dalam mengembangkan konsep agribisnis dilahan sempit pertanian
di perkotaan. Seperti halnya yang dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan (Distan KP) Kota Bandung. Konsep pertanian atau agribisnis yang dimaksud
adalah Pertanian Hidroponik.
”Metode
pengembangan hidroponik dilakukan di ruangan khusus atau springhouse.
Maksudnya untuk mencegah serangan lalat tetapi tetap masih bisa mereduksi
intensitas cahaya matahari,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kota Bandung Elly Wasliah didampingi Kepala Bidang Produksi Galih Praasih di
sela panen tanaman sayur hidroponik di Kantor Distan KP, Jalan Arjuna, belum
lama ini.
Menurut
dia, Dinas Pertanian KP, saat ini memiliki dua springhouse hidroponik tanaman sayur. Dalam waktu
dekat akan ditambah satu lagi untuk hidroponik tanaman sayuran buah.
”Penggunaan ruang khusus sifatnya tidak wajib. Pertanian hidroponik bisa di
ruang terbuka seperti halnya urban
farming,” ucap Elly.
Memperhatikan urban farming atau kampung berkebun yang sudah
dilaksanakan di 151 RW se-Kota Bandung, untuk tahun ini akan ditambah. Setiap
kelurahan diproyeksikan membangun dua urban
farming. Meski demikian Distan KP masih mencari lokasi yang cocok.
Hal
itu, cetus Elly, terkait dengan arah kebijakan kampung berkebun kali ini yang
difokuskan untuk pertanian hidroponik. Atas rencana itu sebelumnya Distan KP
memberi pelatihan kepada 50 warga bagaimana tata cara berbudidaya tanaman yang
baik.
Dua RW
di setiap kelurahan akan dipilih. Maka, realisasi kampung kebun di tahun 2015
akan berjumlah 405 buah. ”Urban farming hidroponik diharapkan mampu bersinergi
dan mendorong terwujudnya program inovasi pemberdayaan pembangunan kewilayahan
(PIPPK),” tukas dia.
Menengok
kembali ke metode konsep hidroponik, dijelaskan Elly, sistem itu memiliki
banyak kelebihan dibandingkan dengan pertanian konvensional.
Dengan
lahan terbatas, memiliki masa panen lebih cepat, tingkat pertumbuhan lebih
optimal karena unsur nutrisi tanaman tercukupi sehingga sayuran yang dihasilkan
lerlihat lebih menarik, bersih dan bobotnya terjaga. Memandang dari segi
bisnispun pertanian hidroponik memiliki pangsa pasar yang lebih baik. ”Dengan
bibit usia 15 hari dan masa semai 17 hari, dalam tempo satu bulan tanaman sayur
hidroponik bisa dipanen,” sebut dia dengan penuh rasa kagum melihat hasil panen
yang ke enam kali ini, hasilnya begitu melimpah.
Menjalankan
usaha tanaman sayur hidroponik tidak perlu repot-repot mencari pembeli.
Permintaan sayuran itu dari supermarket cukup besar. Kesadaran masyarakat
mengkomsumsi makanan yang bersih dan sehat menjadi alasan utama. Terlebih,
sayuran hidroponik sudah diketahui bebas dari pestisida. ”Meskipun harganya
cukup tinggi, tetapi kemasan tanaman sayur hidroponik yang bersih, segar dan packaging-nya yang
baik sangat diburu konsumen,” imbuh dia.
Ramah
Lingkungan
Di
kebun percontohan pertanian tanaman sayur hidroponik, di kantor Dinas Pertanian
dan Tanaman Pangan Kota Bandung, Kepala Bidang Industri Galih Praasih
menyatakan, pertanian hidroponik memiliki keuntungan lingkungan sosial. Sebab,
konsep itu mengajarkan tata cara budidaya tanaman yang ramah lingkungan.
Tanaman hidroponik dapat menciptakan lingkungan hijau, bersih dan segar.
”Budidaya hidroponik tidak menimbulkan pencemaran tanah. Karena, bahan yang
dipakai menggunakan pupuk hara makro dan mikro,” kata Galih.
Dijelaskan
dia, hidoponik ramah lingkungan tidak menggunakan bahan kimia. Melainkan,
memakai 13 jenis hara yang dimasukan dalam instalasi hidroponik serta berhemat
air. ”Pola itu sangat menghemat biaya tapi meningkatkan pendapatan petani,
seiring permintaan sayuran ramah lingkungan itu yang makin tinggi,” ucap dia.
Menyoal
metode yang diterapkan untuk tanaman sayuran hidroponik di lingkungan Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan, dituturkan Galih, pihaknya menggunakan metodeNutrient
Film Technique (NFT).
Metode
ini merupakan suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada
lapisan nutria yang dangkal dan tersirkulasi. Sehingga, tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.
”Tanaman
tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar terendam larutan nutrisi yang
disalurkan secara terus menerus dengan pompa,” papar dia.
Intinya,
bercocok tanam dengan metode hidroponik dapat meningkatkan ketersediaan sayur
yang bersih, sehat dan segar. ”Dari sisi bisnis menambah pendapatan, sedangkan
untuk keluarga, kita memiliki sayuran yang baik untuk dikomsumsi,” pungkas
Galih.
Sumber : edy/fik (bandungekspres), Foto : jirifarm