HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sayuran Hidroponik, Peluang Bisnis Ramah Lingkungan

Mengapa sektor pertanian dikatakan sebagai salah satu penggerak perekonomian di Negara Indonesia? Sebab, sektor pertanian mampu menciptak...

Mengapa sektor pertanian dikatakan sebagai salah satu penggerak perekonomian di Negara Indonesia? Sebab, sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sehingga oleh masyarakat pun dijadikan andalan dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan makin berkembangnya sektor industri berdampak terhadap penyempitan lahan pertanian. Namun, penyempitan lahan pertanian itu tidak menyurutkan semangat penggiat pertanian.

Berbagai upaya ditempuh dalam mengembangkan konsep agribisnis dilahan sempit pertanian di perkotaan. Seperti halnya yang dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung. Konsep pertanian atau agribisnis yang dimaksud adalah Pertanian Hidroponik.

”Metode pengembangan hidroponik dilakukan di ruangan khusus atau springhouse. Maksudnya untuk mencegah serangan lalat tetapi tetap masih bisa mereduksi intensitas cahaya matahari,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly Wasliah didampingi Kepala Bidang Produksi Galih Praasih di sela panen tanaman sayur hidroponik di Kantor Distan KP, Jalan Arjuna, belum lama ini.

Menurut dia, Dinas Pertanian KP, saat ini memiliki dua springhouse hidroponik tanaman sayur. Dalam waktu dekat akan ditambah satu lagi untuk hidroponik tanaman sayuran buah. ”Penggunaan ruang khusus sifatnya tidak wajib. Pertanian hidroponik bisa di ruang terbuka seperti halnya urban farming,” ucap Elly.

Memperhatikan urban farming atau kampung berkebun yang sudah dilaksanakan di 151 RW se-Kota Bandung, untuk tahun ini akan ditambah. Setiap kelurahan diproyeksikan membangun dua urban farming. Meski demikian Distan KP masih mencari lokasi yang cocok.

Hal itu, cetus Elly, terkait dengan arah kebijakan kampung berkebun kali ini yang difokuskan untuk pertanian hidroponik. Atas rencana itu sebelumnya Distan KP memberi pelatihan kepada 50 warga bagaimana tata cara berbudidaya tanaman yang baik.

Dua RW di setiap kelurahan akan dipilih. Maka, realisasi kampung kebun di tahun 2015 akan berjumlah 405 buah. ”Urban farming hidroponik diharapkan mampu bersinergi dan mendorong terwujudnya program inovasi pemberdayaan pembangunan kewilayahan (PIPPK),” tukas dia.

Menengok kembali ke metode konsep hidroponik, dijelaskan Elly, sistem itu memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Dengan lahan terbatas, memiliki masa panen lebih cepat, tingkat pertumbuhan lebih optimal karena unsur nutrisi tanaman tercukupi sehingga sayuran yang dihasilkan lerlihat lebih menarik, bersih dan bobotnya terjaga. Memandang dari segi bisnispun pertanian hidroponik memiliki pangsa pasar yang lebih baik. ”Dengan bibit usia 15 hari dan masa semai 17 hari, dalam tempo satu bulan tanaman sayur hidroponik bisa dipanen,” sebut dia dengan penuh rasa kagum melihat hasil panen yang ke enam kali ini, hasilnya begitu melimpah.

Menjalankan usaha tanaman sayur hidroponik tidak perlu repot-repot mencari pembeli. Permintaan sayuran itu dari supermarket cukup besar. Kesadaran masyarakat mengkomsumsi makanan yang bersih dan sehat menjadi alasan utama. Terlebih, sayuran hidroponik sudah diketahui bebas dari pestisida. ”Meskipun harganya cukup tinggi, tetapi kemasan tanaman sayur hidroponik yang bersih, segar dan packaging-nya yang baik sangat diburu konsumen,” imbuh dia.

Ramah Lingkungan

Di kebun percontohan pertanian tanaman sayur hidroponik, di kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Bandung, Kepala Bidang Industri Galih Praasih menyatakan, pertanian hidroponik memiliki keuntungan lingkungan sosial. Sebab, konsep itu mengajarkan tata cara budidaya tanaman yang ramah lingkungan. Tanaman hidroponik dapat menciptakan lingkungan hijau, bersih dan segar. ”Budidaya hidroponik tidak menimbulkan pencemaran tanah. Karena, bahan yang dipakai menggunakan pupuk hara makro dan mikro,” kata Galih.

Dijelaskan dia, hidoponik ramah lingkungan tidak menggunakan bahan kimia. Melainkan, memakai 13 jenis hara yang dimasukan dalam instalasi hidroponik serta berhemat air. ”Pola itu sangat menghemat biaya tapi meningkatkan pendapatan petani, seiring permintaan sayuran ramah lingkungan itu yang makin tinggi,” ucap dia.

Menyoal metode yang diterapkan untuk tanaman sayuran hidroponik di lingkungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dituturkan Galih, pihaknya menggunakan metodeNutrient Film Technique (NFT).

Metode ini merupakan suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutria yang dangkal dan tersirkulasi. Sehingga, tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.

”Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar terendam larutan nutrisi yang disalurkan secara terus menerus dengan pompa,” papar dia.

Intinya, bercocok tanam dengan metode hidroponik dapat meningkatkan ketersediaan sayur yang bersih, sehat dan segar. ”Dari sisi bisnis menambah pendapatan, sedangkan untuk keluarga, kita memiliki sayuran yang baik untuk dikomsumsi,” pungkas Galih.


Sumber : edy/fik (bandungekspres), Foto : jirifarm