PortalHijau.com - Pupuk menjadi salah satu produk penting dalam aplikasi dan pengelolaan pertanian modern. Penurunan kualitas tanah akib...
PortalHijau.com - Pupuk menjadi salah satu produk penting dalam aplikasi dan
pengelolaan pertanian modern. Penurunan kualitas tanah akibat pemanfaatan lahan
selama bertahun – tahun memerlukan pupuk sebagai konsekuensi untuk mendapatkan
hasil pertanian yang optimal.
Di sisi lain; penggunaan pupuk yang kurang tepat baik itu secara
takaran ataupun komposisi justru akan menurunkan kualitas tanah menjadi lebih
parah sehingga petani akan mengalami ketergantungan pada pupuk yang semakin
berat. Oleh karena itu diperlukan solusi tepat untuk mengurangi atau memutus
rantai ketergantungan pada pupuk jika memungkinkan agar kualitas tanah terjaga.
Salah satu terobosan teknologi pembuatan pupuk dilakukan oleh
Dr. Ir. Gusti Ayu Kadek Sutariati M.Si bersama dengan Dr. Ir. Andi Kaheruni
M.Si yang juga staf pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo dengan
menciptakan pupuk ramah lingkungan yang diberi nama dengan GAKSI.
Produk pupuk organik ramah lingkungan ini diciptakan guna
memperbaiki kualitas tanah dalam jangka panjang serta mengurangi ketergantungan
tanah dan petani terhadap pupuk kimiawi. GAKSI telah mulai digunakan oleh
petani di daerah Sulawesi Utara; khususnya lahan pertanian yang dikerjakan oleh
transmigran di Jati Bali, Kabupaten Konawe Selatan.
Pupuk organik ramah lingkungan ini dapat memberikan kontribusi
memaksimalkan produksi hasil pertanian tanaman pangan. GAKSI memiliki kandungan
unsur hara cukup lengkap untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman pertanian yang
ditanam serta memiliki kandungan mikroorganisme yang dipipih karena
kemampuannya bersimbiosis dengan tanaman yang ditanam sehingga memberikan
kontribusi positif
Produksi Pupuk Organik Ramah
Lingkungan.
Dari informasi yang diberikan oleh Dr. Ir. Gusti Ayu Kadek
Sutariati M.Si; produksi pupuk organik ramah lingkungan GAKSI baru dikerjakan
di tingkat industri rumah tangga. Belum tersedianya sarana pengolahan dan
produksi berskala besar menjadi penghambat produksi pupuk organik ramah
lingkungan ini.
Produksi massal untuk pupuk ini masih dikembangkan guna
meningkatkan kuantitas produksi mengingat produk pupuk ini dapat menjadi solusi
bercocok tanam secara alami. Meskipun begitu; petani di Sulawesi Utara dapat memperoleh
persediaan pupuk GAKSI ini di sentral pasar buah Wua wua, Kendari.
Proses untuk dapat mengarah pada produksi massal pupuk organik
ini juga disertai dengan proses sertifikasi dari Badan Ketahanan Pangan; saat
ini, pupuk organik ramah lingkungan GAKSI masih belum memperoleh sertifikasi
dari BKP karena lembaga ini juga tengah menggagas lembaga khusus guna
memberikan sertifikasi produk organik yang terkait dengan pertanian dan tanaman
pangan.
Perbedaan Pupuk Organik Ramah
Lingkungan dengan Pupuk Kimia.
Dr. Ir. Gusti Ayu Kadek Sutariati M.Si menyatakan bahwa ada
perbedaan dari bahan dan kandungan pupuk organik ramah lingkungan GAKSI dengan
pupuk kimia yang lazim dipakai oleh para petani. Kedua jenis pupuk tersebut
juga memiliki perbedaan pada efek atau kontribusi pada pertumbuhan tanaman;
penggunaan pupuk organik akan memberikan hasil pertanian yang lebih sehat.
Pengaruh pupuk terhadap kualitas tanah juga menjadi perhatian
khusus dalam proses penciptaan pupuk organik ramah lingkungan ini. Pupuk
organik dapat mengurangi efek tanah menjadi miskin unsur hara seperti yang
terjadi pada penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang.
Pupuk GAKSI ini juga menjadi bagian dari kampanye Go Organik
seperti anjuran pemerintah agar petani mengarahkan produksi mereka ke hasil
tanaman organik. Hal ini memang memerlukan proses yang tidak sebentar namun
dengan aplikasi pupuk organik ramah lingkungan yang tepat maka petani dapat
memperbaiki lingkungan, dalam hal ini adalah lahan pertanian, agar dapat
digunakan dalam jangka panjang dan tetap mempertahankan produktifitas yang
tinggi.