Jika berkunjung ke Raja Ampat, Papua Barat, mampirlah ke kawasan Teluk Mayalibit. Di sini terdapat Tugu Kemaluan yang terkenal sebagai salah...
Jika berkunjung ke Raja Ampat, Papua Barat, mampirlah ke kawasan Teluk Mayalibit. Di sini terdapat Tugu Kemaluan yang terkenal sebagai salah satu obyek wisata di Raja Ampat.
PortalHijau - Namanya memang mengundang tanya dan tawa bagi yang mendengarnya. KompasTravel mengunjungi Tugu Kemaluan saat melakukan perjalanan dalam rangka Festival Lovely Raja Ampat, Senin (17/10/2016).
Untuk mencapai lokasi, perlu naik kapal menbelah laut dari Pelabuhan Wisata Waisai. Perjalanan melewati pulau-pulau di kawasan Teluk Mayalibit sampai ke sebuah pulau kecil. Di dinding pulau ini lah terdapat dua batu panjang yang seakan bergelantungan mengarah ke laut.
Dua batu ini yang disebut dengan Tugu Kemaluan. Tugu Kemaluan sebenarnya adalah stalaktit yang menjuntai ke bawah, dengan bagian yang meruncing ke bawah tetapi bagian ujung melebar. Bentuknya menyerupai alat kelamin laki-laki. Tak heran jika akhirnya disebut Tugu Kemaluan. Ada dua stalaktit Tugu Kemaluan yang bersebelahan di daerah Teluk Mayalibit.
"Orang sini percaya kalau misal menaruh koin atau rokok di tugu kemaluan dengan niat yang baik, nanti permohonannya bisa terkabul," kata Opan, pemandu perjalanan.
Karena tertarik oleh mitos tersebut, akhirnya banyak di antara wisatawan yang menaruh koin. Saya pun tertarik untuk mendekat dan menaruh koin di Tugu Kemaluan. Konturnya yang kasar dan berlubang, koin pun memang bisa ditempatkan di Tugu Kemaluan.
Namun bukan hal mudah menaruh koin di Tugu Kemaluan, perlu keseimbangan untuk menaruh koin. Kalau bukan koin yang jatuh, bisa-bisa si penaruh yang jatuh ke laut jika tak bisa menjaga keseimbangan.
Akhirnya saya menaruh koin tersebut dan karena tak seimbang akhirnya jatuhlah koin itu ke laut. Tak ada kepercayaan yang mengatakan apakah koin jatuh bakal menggagalkan doa dan harapan, karena itulah kearifan lokal sesungguhnya.
Untuk berkunjung ke Tugu Kemaluan, wisatawan dapat menumpang perahu dari Pelabuhan Wisata Waisai. Jasa perahu dihargai Rp 6 juta, mengelilingi Teluk Mayalibit ke tempat-tempat wisata seperti Kampung Lopintol, Kali Biru, Air Jatuh, dan Tugu Kemaluan. Perjalanan tersebut menghabiskan waktu 4 jam perjalanan pulang pergi.
Penulis: Silvita Agmasari
PortalHijau - Namanya memang mengundang tanya dan tawa bagi yang mendengarnya. KompasTravel mengunjungi Tugu Kemaluan saat melakukan perjalanan dalam rangka Festival Lovely Raja Ampat, Senin (17/10/2016).
Untuk mencapai lokasi, perlu naik kapal menbelah laut dari Pelabuhan Wisata Waisai. Perjalanan melewati pulau-pulau di kawasan Teluk Mayalibit sampai ke sebuah pulau kecil. Di dinding pulau ini lah terdapat dua batu panjang yang seakan bergelantungan mengarah ke laut.
Dua batu ini yang disebut dengan Tugu Kemaluan. Tugu Kemaluan sebenarnya adalah stalaktit yang menjuntai ke bawah, dengan bagian yang meruncing ke bawah tetapi bagian ujung melebar. Bentuknya menyerupai alat kelamin laki-laki. Tak heran jika akhirnya disebut Tugu Kemaluan. Ada dua stalaktit Tugu Kemaluan yang bersebelahan di daerah Teluk Mayalibit.
"Orang sini percaya kalau misal menaruh koin atau rokok di tugu kemaluan dengan niat yang baik, nanti permohonannya bisa terkabul," kata Opan, pemandu perjalanan.
Karena tertarik oleh mitos tersebut, akhirnya banyak di antara wisatawan yang menaruh koin. Saya pun tertarik untuk mendekat dan menaruh koin di Tugu Kemaluan. Konturnya yang kasar dan berlubang, koin pun memang bisa ditempatkan di Tugu Kemaluan.
Namun bukan hal mudah menaruh koin di Tugu Kemaluan, perlu keseimbangan untuk menaruh koin. Kalau bukan koin yang jatuh, bisa-bisa si penaruh yang jatuh ke laut jika tak bisa menjaga keseimbangan.
Akhirnya saya menaruh koin tersebut dan karena tak seimbang akhirnya jatuhlah koin itu ke laut. Tak ada kepercayaan yang mengatakan apakah koin jatuh bakal menggagalkan doa dan harapan, karena itulah kearifan lokal sesungguhnya.
Untuk berkunjung ke Tugu Kemaluan, wisatawan dapat menumpang perahu dari Pelabuhan Wisata Waisai. Jasa perahu dihargai Rp 6 juta, mengelilingi Teluk Mayalibit ke tempat-tempat wisata seperti Kampung Lopintol, Kali Biru, Air Jatuh, dan Tugu Kemaluan. Perjalanan tersebut menghabiskan waktu 4 jam perjalanan pulang pergi.
Penulis: Silvita Agmasari