Indonesia mengalami kerugian besar akibat kebakaran hutan pada 2015 lalu. Bank Dunia menyebut Indonesia mengalami kerugian ratusan triliun...
Indonesia mengalami kerugian besar akibat kebakaran hutan pada 2015
lalu. Bank Dunia menyebut Indonesia mengalami kerugian ratusan triliun
rupiah.
PortalHijau - Butuh dana besar untuk melakukan restorasi lahan yang
dirusak dan dibakar untuk pertambangan dan perkebunan. Badan Restorasi
Gambut (BRG) yang dibentuk pemerintah untuk melakukan restorasi lahan
menggalang dana dari donor dan investor.
"Transformasi cara
pengelolaan gambut adalah sebuah keharusan. Usaha pengelolaan gambut
yang bergantung pada pengeringan lahan gambut harus kita hentikan.
Usaha-usaha semacam ini tentu didorong oleh permintaan pasar. Oleh
karena itu restorasi lahan gambut merupakan upaya kolaboratif," Kepala
BRG Nazir Foead, Kamis (22/9/2016).
"Donor dan investor akan
mendukung upaya Indonesia untuk mencapai target yang telah ditetapkan
dan mendukung usaha-usaha yang memerlukan investasi pada tahun 2017,"
jelas dia lagi.
BRG juga menyampaikan sejumlah investor dan donor
sudah menyatakan minatnya untuk mendukung cita-cita Indonesia dan
berminat untuk menjajaki peluang-peluang investasi.
Berikut sejumlah donor dan investor yang dirilis BRG:
- Lembaga donor swasta tengah mencari peluang untuk mendanai pengawasan
dan peningkatan kapasitas untuk memastikan keutuhan ekologis dalam
area-area bernilai konservasi tinggi. Kemungkinan: George Soros, Hewlett
Foundation, IKEA Foundation, Packard Foundation / Climateand Land Use
Alliance (Packard dan CLUA sudah berkomitmen US$ 15 juta yang tertuang
dalam Memorandum of Understanding dengan BRG. George Soros adalah salah
satu orang kaya di AS yang juga kerap memberikan pendanaan untuk
kegiatan sosial. Selama ini dia dikenal di dunia ekonomi sebagai
investor.
- Investor swasta mencari peluang investasi melalui
percontohan pendanaan investasi karbon Kemungkinan: Packard Foundation,
MacArthur Foundation, Goldman Sachs, Tom Steyer, GoodEnergies
Foundation]
- Norwegia tengah mempertimbangkan cara untuk
membantu Indonesia mencapai target yang telah ditetapkan dan mendapatkan
pembayaran komitmenUS$ 1miliar melalui proteksi gambut dan/atau
menawarkan pendanaan baru khusus untuk restorasi dan konservasi lahan
gambut sebagai bentuk respon kemajuan dalam masalah ini.
- Pemerintah Amerika Serikat sedang menjajaki peluang untuk memberikan
jaminan pinjaman dari [USAID / OPIC] untuk mengurangi risiko investasi.
- Amerika Serikat dan Indonesia [juga Jerman dan / atau Norwegia]
mendesak Green Climate Fund agar memprioritaskan pendanaan untuk upaya
restorasi gambut ini.
Para pejabat pemerintah Indonesia bertemu
dengan para pendonor dan investor di New York untuk membahas
target-target yang ditetapkan dan memetakan langkah untuk mencapai
target restorasi gambut di Indonesia. Semua pendanaan akan
diintegrasikan dalam agenda restorasi gambut pemerintah, termasuk
potensi investasi bersama antara pendonor dan BRG.
"Dalam hal
peluang ke depan, Indonesia dan pendonor juga membahas bagaimana
meningkatkan investasi di bidang konsesi restorasi ekosistem, sebuah
kendaraan investasi yang tersedia bagi para investor untuk memulihkan
dan melindungi ekosistem yang rusak di luar konsesi yang ada," jelas
Nazir.
Terakhir namun teramat penting, investor didorong untuk
mendukung masyarakat setempat dalam merestorasilahan gambut dengan
mengembangkan sistem pertanian terpadu lengkap dengan rantai pasokan
yang cukup untuk menjangkau pasar setempat maupun global.
Penulis: Niken Purnamasari