Perhatian Pemerintah Pusat terhadap gugus pulau terluar harus terus ditingkatkan. PortalHijau - Selain sebagai pintu gerbang dalam ...
Perhatian Pemerintah Pusat terhadap gugus pulau terluar harus terus ditingkatkan.
PortalHijau - Selain sebagai pintu gerbang dalam
pengamanan wilayah negara Indonesia, sejumlah wilayah di pulau terluar
berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata yang bisa
meningkatkan taraf hidup masyarakat di pulau tersebut.
Salah satunya adalah Pulau Mantehage,
kepulauan terluar di ujung Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Pulau
minimalis di Propinsi Sulawesi Utara ini, berbatasan dengan Filipina
dan Laut Maluku.
Masuk dalam kawasan Taman Nasional
Bunaken, Pulau Mantehage punya potensi wisata yang layak dijual bagi
bagi turis lokal maupun manca negara.
Secara administratif Pulau Mantehage
yang masuk Kecamatan Wori ini , terdiri dari empat desa, yakni
DesaTangkasi, Buhias, Tinongko dan Bango. Sebagian besar penduduknya
bertani dan nelayan.
“Jumlah penduduk di Desa Tinongko
mencapai 550 orang yang terdiri dari 160 kepala keluarga. 80 persen
diantaranya sebagai nelayan, sisanya sebagai petani (kelapa, pisang dan
ubi), dan beberapa usaha warung kecil,” ucap Kepala Desa Tinongko Steri
Adrian sebagaimana dikutip Manado Post (Jawa Pos Group), Rabu (13/7).
Kehidupan sosial kemasyarakatan pun tidak
jauh beda dengan daerah di daratan. Yang membedakan, ketersediaan
sarana infrastruktur yang minim di pulau ini.
Untuk bisa menjadi jujukan wisatawan, beberapa perbaikan infrastruktur mesti dilakukan. Yang mendesak, pembangunan dermaga.
"Untuk sekarang, yang paling utama
dermaga penghubung ke perahu sebagai akses menuju kecamatan dan Kota
Manado. Karena jika air turun, susah untuk naik perahu,” keluh Adrian.
Tidak adanya drainase pun, menjadi
salah satu masalah di Pulau Mantehage khususnya Desa Tinongko. Karena
ketika hujan, air langsung masuk ke rumah warga.
Di tengah keterbatasan infrastruktur,
pulau ini tetap punya nilai lebih dalam hal parorama alamnya yang indah,
yakni tumbuhan hutan bakau yang mengelilingi Pulau Mantehage serta
warna-warni Terumbu Karang yang masih perawan.
“Pengunjung yang datang ke sini sangat mengagumi hutan bakau dan terumbu karang yang mengelilingi pulau ini," katanya.
Uniknya, pengunjung yang datang ke pulau selalu menginap di rumah warga.
Semua desa di Pulau Mantehage, akan
melayani pengunjung yang akan menginap, dengan memberikan tempat tidur
di rumah warga, gratis. "Pulau ini memang belum sarana memiliki hotel
atau tempat penginapan lainnya,” tutur Adrian.
Sementara itu, Camat Wori Steve
Korengkeng mengatakan, Pulau Mantehage yang merupakan wilayah terluar
Minut, diawasi Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) dan patroli
perairan Angkatan Laut.
Menurutnya, potensi wisata Hutan Bakau
dan Terumbu Karang di Pulau Mantehage sangat bagus . "Ini potensi yang
bagus untuk menarik wisatawan," paparnya.
Penulis: Cristianto Langkay