Kabar kurang menggembirakan terjadi di sektor perkebunan kelapa sawit. Pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bulan ini, ke...
Kabar kurang menggembirakan terjadi di sektor perkebunan kelapa
sawit. Pasalnya, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bulan ini,
kembali mengalami penurunan.
PortalHijau - Jika pada Juni harga TBS ditetapkan Rp 1.690 per kilogram (kg), bulan
ini menjadi Rp 1.679 per kg. Nilai tersebut merupakan harga jual untuk
kelapa sawit berumur 10 hingga 25 tahun.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau Fattah Hidayat, melalui Kabid
Bina Usaha Perkebunan Mansur Panca menjelaskan, menurunnya harga TBS
bulan ini dikarenakan pergelokan pasar dunia yang tidak menentu.
”Ada berbagai faktor yang memengaruhi. Penurunan harga sejauh ini
besar dipengaruhi karena permintaan yang menurun,” katanya saat
dihubungi Berau Post, Minggu (10/7).
Perlu diketahui, penetapan harga TBS tersebut tidak hanya berlaku di
Bumi Batiwakkal-sebutan Kabupaten Berau. Tapi di seluruh wilayah
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Berdasarkan rapat penetapan yang
dilakukan 29 Juni lalu.
Bahkan, penurunan harga TBS ini merupakan yang terburuk sejak
November tahun lalu. Namun menurutnya, penurunan harga ini harus
disikapi dengan tenang. Harga yang fluktuatif ungkapnya, adalah hal yang
wajar di dalam bisnis perkebunan kelapa sawit.
”Tapi petani jangan risau, turun naik harga dalam dunia usaha adalah
hal biasa. Kami prediksi harga ini akan kembali membaik. Karena
kebutuhan produksi TBS di pabrik kelapa sawit dalam negeri masih baik,”
ucapnya.
Alasan tersebut dikarenakan, pasar kelapa sawit dalam negeri sedang
berkembang. Sehingga diharapkan, hasil produksi bulan ini bisa diserap
industri lokal.
Sedangkan untuk harga crude palm oil (CPO) tertimbang dikenakan Rp 7.856 per kg. Nilai CPO tersebut sejatinya mengalami perbaikan jika dibandingkan bulan Mei.
Perubahan harga yang tidak tetap ini memang membuat para pelaku di
pasar dunia sedikit berhati-hati melakukan transaksi komoditi ini. Hal
ini berimbas pada penetapan harga jual petani yang semakin rendah.(*/rio/app)