Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai pengawasan Kementerian Kesehatan terhadap pengelolaan limbah medis yang ada di rumah...
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai pengawasan
Kementerian Kesehatan terhadap pengelolaan limbah medis yang ada di
rumah sakit masih lemah sehingga pemalsu vaksin bisa menggunakan kemasan
vaksin asli bekas.
PortalHijau - "Pengawasan terhadap pengelolaan limbah medis di rumah sakit
merupakan salah satu hal yang perlu disorot dalam kasus vaksin palsu,"
kata Saleh dihubungi di Jakarta, Selasa (28/6).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan pengawasan
terhadap pengelolaan limbah medis di rumah sakit perlu lebih diperketat.
Selain berbahaya, limbah-limbah medis juga berpotensi dimanfaatkan
untuk tujuan lain.
"Hal itu tentu bisa mendatangkan risiko yang tidak baik bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
Karena itu, dalam pengusutan kasus vaksin palsu, Saleh meminta polisi
untuk menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain yang menyediakan
limbah medis berupa kemasan vaksin asli bekas kepada para pemalsu.
Pihak lain itu bisa saja petugas kebersihan, petugas administrasi,
perawat bahkan dokter. Bila ada keterlibatan pihak lain tersebut, Saleh
meminta semua juga dihukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
"Untuk kasus vaksin palsu, tidak tertutup kemungkinan ada pihak
ketiga yang terlibat. Kalau betul, saya kira jumlahnya tidak sedikit.
Bisa saja sudah ada jaringan khusus yang membantu para pemalsu
menyediakan kemasan vaksin asli bekas," tuturnya.
Sepasang suami istri di Bekasi ditangkap dan ditetapkan sebagai
tersangka pembuat vaksin palsu. Pasangan suami istri itu mulai membuat
vaksin palsu sejak 13 tahun lalu dan diduga sudah mengedarkan di banyak
daerah.
Salah satu dari pasangan itu diketahui pernah bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi. Berita Satu