PortalHijau - Tiga unit rumah warga Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri terancam ambruk akibat tembok retak-retak ...
PortalHijau - Tiga unit rumah warga Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan
Purwantoro, Wonogiri terancam ambruk akibat tembok retak-retak sejak dua
pekan lalu. Rumah retak akibat tanah di sekitarnya bergerak hingga
terjadi rekahan yang lebarnya mencapai 1 meter.
Informasi yang dihimpun Solopos, Minggu (17/4/2016),
warga bersama personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Wonogiri, relawan, TNI, dan polisi membongkar tiga rumah yang
retak-retak dan selanjutnya membangun rumah sementara di lokasi lebih
aman sekitar 200 meter dari rumah lama, Minggu. Peristiwa terjadi di
permukiman dekat tegal yang berstruktur dataran tinggi dan rendah.
Kepala Pelaksana (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi Solopos.com,
Minggu, menyampaikan relokasi penghuni rumah dilakukan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, saat ini tanah masih
bergerak yang mengakibatkan rekahan tanah semakin lebar, dalam, dan
panjang. Kondisi itu bisa mengakibatkan retakan rumah semakin parah
sehingga rumah bisa ambruk.
“Yang sudah terdampak tiga rumah. Ada empat rumah lainnya yang
terancam kena dampak. Kami sudah meminta penghuni rumah yang terancam
kena dampak dan warga lainnya untuk lebih waspada,” kata Bambang.
Dia melanjutkan pergerakan tanah di Dusun Bendo sudah terjadi hampir
setahun lalu. Pergerakan tanah mengakibatkan rekahan yang panjangnya
mencapai lebih dari 100 meter. BPBD sudah pernah mengecek ke lokasi,
namun saat itu rekahan tanah belum berdampak pada permukiman warga. BPBD
saat itu mengambil langkah menutup rekahan dengan mengurugnya agar air
tidak masuk.
Sejak dua pekan terakhir tanah kembali bergerak mengakibatkan rekahan
selebar 0,5 meter-1 meter dengan kedalaman 0,5 meter-1,5 meter.
Pergerakan tanah menciptakan rekahan kecil baru menuju kawasan
permukiman dan membuat tiga unit rumah retak-retak. Lebar retakan tembok
rumah bervariasi. Retakan paling besar mencapai 15 cm.
“Air hujan kemungkinan besar turut andil memengaruhi pergerakan
tanah. Tadi [Minggu] rekahan kembali ditimbun untuk mengalihkan aliran
air di rekahan,” imbuh Bambang.
Selain itu, di Desa Bakalan, pergerakan tanah juga terjadi di Desa
Biting, Purwantoro; dan Sumokerep, Sidoharjo. Namun, saat ini pergerakan
tanah sudah berhenti. Pergerakan tanah menurut dia tergantung kondisi
alam di masing-masing wilayah.
Camat Purwantoro, Khamid Wijaya, menambahkan sampai sekarang tanah
masih terus bergerak. Oleh karena itu penghuni tiga rumah yang terkena
dampak dievakuasi di rumah saudara mereka. Mereka terdiri atas tiga
keluarga. Sedangkan penghuni empat rumah yang terancam terdampak sudah
diminta lebih waspada. Mereka diminta lekas meninggalkan rumah jika
mengetahui gejala-gejala pergerakan tanah.
“Empat rumah yang terancam terdampak itu berada di dataran lebih
rendah dari tiga rumah yang terkena dampak. Sementara penghuni empat
rumah itu belum dievakuasi. Tapi kami sudah mewanti-wanti mereka,” kata
Camat. Rudi Hartono