PortalHijau - Perwakilan dari lebih dari 150 negara berkumpul di New York pada Jumat (22/4/2016) guna menandatangani Paris climate accord...
PortalHijau - Perwakilan dari lebih dari 150 negara berkumpul di New York pada Jumat (22/4/2016) guna menandatangani Paris climate accord,
kesepakatan global mengenai perubahan iklim guna mengurangi polusi dan
memperlambat peningkatan suhu yang bisa menyebabkan berbagai bencana
seperti banjir, gelombang panas dan kekeringan.
Ini merupakan
panggilan bagi negara-negara di dunia untuk secara sukarela mengurangi
emisi bahan bakar fosil dengan harapan agar pemanasan global tidak
melebihi 2 derajat celcius sejak dimulainya revolusi industri. Upacara
penandatanganan sendiri berlangsung di kantor pusat PBB.
Guna
mewujudkan tujuan dari perjanjian ini diperlukan perubahan besar dalam
hal produksi listrik, bahan bakar kendaraan dan operasinal parbik agar
menggunakan energi terbarukan.
Ruang lingkup perjanjian ini jauh lebih
luas dari perjanjian yang pernah ada sebelumnya. Perjanjian ini berlaku
untuk semua bangsa, kaya maupun miskin. Usaha ini diperkirakan akan
menelan biaya sekitar US$12.1 triliun dalam 25 tahun ke depan untuk ke
195 negara yang telah sepakat untuk menandatangani perjanjian tersebut.
“Penanganan
masalah perubahan iklim mungkin akan membutuhkan kemitraan pemerintah
dan swasta terbesar yang pernah ada di dunia,” kata Sekretaris Negara
Amerika Serikat, John Kerry yang mewakili Presiden Barack Obama untuk
menandatangani perjanjian tersebut seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat
(22/4/2016).
Sementara itu, meskipun semua negara mampu memenuhi
target guna meredam penaikan suhu global, para ilmuan masih memprediksi
bahwa peningkatan suhu akan terus belanjut dalam beberapa dekade ke
depan. Peningkatan suhu tersebut sepertinya akan menyebabkan pelelehan
es dan perubahan cuaca yang mengarah kepada bencana seperti banjir,
kekeringan dan badai.
Namun, pihak yang mendukung untuk mengatasi perubahan iklim mengatakan masih belum terlambat untuk bertindak.
“Ada
perbedaan besar antara menjalankan tujuan yang telah ditetapkan para
pemimpin dunia di Paris daripada melakukan bisnis seperti biasanya.
Dampaknya lebih dari dua kali lipat,” kata Alden Meyer yang telah
mengikuti perundingan mengenai iklim selama lebih dari dua dekade.
Negara-negara
tersebut menetapkan target emisi dan bersumpah untuk meningkatkan
target tersebut setiap lima tahun. Kebanyakan negara tersebut menentukan
target untuk 2025 dan 2030. Amerika serikat dan negara-negara besar
lainnya menjanjikan alokasi sebesar US$100 miliar pertahun untuk
membantu negara-negara miskin memenuhi target mereka. Mia Chitra Dinisari