SUKA MAKMUE - Musibah banjir di kawasan barat hingga selatan Aceh, selama satu minggu terakhir telah menghancurkan mata pencarian masyara...
SUKA MAKMUE - Musibah banjir di kawasan barat hingga selatan Aceh, selama satu minggu terakhir telah menghancurkan mata pencarian masyarakat yang bergerak di sektor pertanian. Di Nagan Raya, tak kurang dari 500 hektare lahan sawah dan perkebunan palawija terendam, sehingga petani tak bisa memetik hasil panen. Sementara, di Singkil, ratusan hektare sawah yang padinya siap untuk dipanen, juga terendam. Sehingga ribuan petani ddi dua kabupaten itu pun merugi akibat banjir yang merusak lahan pertanian mereka.
“Kerusakan tanaman ini dialami hampir seluruh petani di Kecamatan Tripa Makmur, masyarakat mengalami kerugian yang sangat besar,” kata Camat Tripa Makmur, Nagan Raya, Ahmad Fuad, Sabtu (8/11) kemarin.
Dikatakannya, selain padi, tanaman palawija seperti kacang tanah, kacang kedelai, dan cabe yang siap panen, juga hancur oleh musibah banjir. Plt Kadis Bina Marga Kabupaten Nagan Raya, Ir H Ardi Martha mengatakan, pihaknya segera mengusulkan proposal ke Pemerintah Aceh guna memperbaiki kerusakan lahan pertanian dan perkebunan akibat musibah banjir ini.
Di Kabupaten Aceh Singkil, data sementara yang dikumpulkan Dinas Pertanian kabupaten tersebut, 547 hektare sawah yang mengalami gagal panen, tersebar di kecamatan Danau Paris, Gunung Meriah, Singkil, Singkil Utara, Suro, Singkohor, Simpang Kanan, dan Kuta Baharu.
“Sawah yang rusak akibat banjir, ada yang sedang berbunga. Ada juga yang baru tanam sekitar satu sampai dua bulan. Sehingga ribuan petani masing-masing mengalami kerugian jutaan rupiah, dan mereka Terpaksa menanam dari awal lagi,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Singkil, Syahbudin, Sabtu (8/11).
Guna meringankan petani, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, akan menyalurkan bantuan benih dan pupuk. Dengan harapan, petani tidak patah semangat dan bisa kembali menggarap sawahnya. “Namun bantuan dari pemerintah daerah tidak akan cukup. Rencananya, kami akan meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi,” ujar Syahbuddin.(de/serambinews.com)