PortalHijau.com - Akibat rusaknya hutan Gunung Titi Akar yang beralih fungsi dari kawasan hutan menjadi perkebunan sawit di Desa Wonosari...
PortalHijau.com - Akibat rusaknya hutan Gunung Titi Akar yang beralih fungsi dari kawasan hutan menjadi perkebunan sawit di Desa Wonosari, Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang, harimau mulai masuk kampong (desa-red). Kondisi ini membuat warga resah, karena terancam dengan keberadaan raja hutan yang wara wiri di seputara desa mereka. Seorang petani Desa Wonosari, Sirus (37), Jumat (20/8) mengatakan, sejak 15 hari lalu petani digemparkan dengan keberadaan harimau yang masuk ke desa mereka. Mulanya harimau terlihat oleh tiga petani yang berangkat ke kebun karet. Ketiganya sempat melihat harimau melompat di depan mereka, namun tidak menggrubisnya dan terus melanjutkan perjalanan.
Sekitar empat jam kemudian pada siang harinya saat sedang menderes, harimau tersebut terlihat lagi di ladang mereka. “Tingginya mencapai satu meter dengan panjang sekitar 2 meter,” ujarnya. Seminggu kemudian, pagi harinya harimau terlihat lagi di atas Bukit Lonte, Pulau Sembilan saat warga berangkat ke ladang di Bukit Dinding. Walaupun sampai saat ini belum ada ternak warga yang dimangsa, namun warga khawatir sasarannya manusia terutama mereka yang sedang pergi ke ladang. Sirus menduga salah satu penyebab harimau masuk kampong karena kawasan hutan Gunung Titi Akar yang menjadi habitat mereka dialih fungsi menjadi kebun sawit oleh perusahaan perkebunan.
Gunung Titi Akar ketinggiannya mencapai 426 meter di atas permukaan laut, kemiringan di atas 30 derajat. Kawasan tersebut merupakan daerah resapan air dan bukit berbatu, dan kawasan satwa langka. Di kaki bukit juga terdapat Desa Wonosari, Harum Sari dan Jamur Rambung. Saat ini sekitar 200 hektar hutan di Gunung Titi Akar dirambah dan dialih fungsikan oleh perusahaan menjadi kebun sawit. Diduga akibat rusaknya hutan membuat mata rantai kehidupan di hutan menjadi terganggu.(md)